Suara.com - Di tengah masa tenang Pemilu 2024, terdapat sebuah film dokumenter berjudul Dirty Vote yang dirilis di akun Youtube PSHK (Pusat Studi Hukum dan Kebijakan) Indonesia pada hari Minggu (11/2/2024). Salah satu orang yang terlibat dalam film dokumenter ini adalah Feri Amsari. Ini dia profil dan karier Feri Amsari.
Film dokumenter yang berdurasi 1 jam 57 menit tersebut cukup membuat heboh publik. Lantaran isinya yang mengungkap beberapa sistem kecurangan yang berpotensi terjadi pada Pemilu 2024 mendatang. Di platform X sendiri, film ini pun sampai-sampai menjadi trending topik dan banyak menjadi sorotan netizen di beberapa media sosial lainnya.
Pada film dokumenter tersebut, berhasil mengungkap berbagai instrumen kekuasaan sebagai alat untuk memenangkan pemilu serta merusak demokrasi. Hal-hal itu bahkan diurai dengan analisa hukum tata negara.
Feri Amsari sendiri merupakan seorang dosen di Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) sekaligus pakar hukum kenamaan Indonesia.
Tak sendirian, Feri juga muncul dan memaparkan beberapa temuan data di dokumenter itu bersama ahli hukum tata negara lainnya, yaitu Zainal Arifin Mochtar dan Bivitri Susanti.
Profil dan Karier Feri Amsari
Feri Amsari, S.H., M.H., LL.M sendiri dikenal sebagai sosok aktivis hukum dan juga akademisi Indonesia yang sekarang ini mengajar di Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Tak hanya sebagai pengamat hukum tata negara, Feri juga menjadi Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas.
Rekam jejal pendidikan Feri bermula dari Fakultas Hukum Universitas Andalas pada tahun 2008. Saat kuliah di Unand, Feri adalah mahasiswa yang terbilang aktif di berbagai kegiatan organisasi serta sering mengikuti beberapa perlombaan.
Baca Juga: Waduh! 207 TPS di Jakarta Sinyal Internetnya Lemot, Rawan Kecurangan?
Ahli hukum ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dam Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unand sejak tahun 2000 sampai 2003. Selain itu, dia juga aktif sebagai seorang wartawan mahasiswa dan menjadi Dewan Redaksi Buletin Gema Justisia Fakultas Hukum Unand.