Profil Ari Dwipayana dan Pratikno: Dikritik Keras Mahasiswa UGM, Diminta Pulang ke Jalan Demokrasi

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 13 Februari 2024 | 12:46 WIB
Profil Ari Dwipayana dan Pratikno: Dikritik Keras Mahasiswa UGM, Diminta Pulang ke Jalan Demokrasi
Kolase foto Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden, Ari Dwipayana dan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno. [ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM, dosen, hingga alumni berkumpul. Mereka meminta Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden, Ari Dwipayana dan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno untuk kembali ke jalan demokrasi yang benar.

"Kita melihat bersama, bahwa kekuasaan telah merusak pagar yang menjaga agar demokrasi tetap hidup. Hari ini kami berseru bersama (untuk Ari dan Pratikno) kembalilah pulang. Kembalilah membersamai yang tertinggal, yang tertindas, yang tersingkirkan. Kembalilah ke demokrasi," ucap perwakilan mahasiswa DPP Fisipol UGM, Faris Rubiansyah, Senin (12/2/2024).

Mereka berharap kedua sosok itu kembali menjadi sebagaimana akademisi jelang Pilpres 2024. Hal ini lantas membuat profil Ari Dwipayana dan Pratikno menuai rasa penasaran publik. Berikut informasi selengkapnya.

Profil Ari Dwipayana

Baca Juga: Dituding Istana Sebagai Suara Partisan, Guru Besar UGM Prof Koentjoro: Saya Tersinggung!

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2024). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2024). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

Pemilik nama lengkap Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana itu lahir di Ubud, Bali, pada 24 Februari 1972. Ia lulus dari program S1 Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM pada tahun 1995. Ari kemudian melanjutkan studi S2 di kampus yang sama.

Ia pun berhasil menerima gelar Master Ilmu Politik dari UGM pada tahun 2003. Adapun sejak 1997, Ari menjadi dosen Fisipol UGM untuk Program Studi Ilmu Politik Pasca Sarjana dan Program S2 Politik Lokal dan Otonomi Daerah.

Selain itu, ia juga menjadi peneliti di Institute for Research Empowerment dan Sekretaris Yayasan Interfidei Yogyakarta. Lalu, di tahun kelulusannya dari studi S2, Ari mendirikan tempat yang diberi nama Yayasan Uluangkep.

Organisasi non-pemerintah itu bergerak di bidang penelitian dan pemberdayaan desa adat di Bali. Lanjut pada 2011, Ari diminta menjadi Ketua Yayasan Tat Twam Asi, Yogyakarta serta Stafsus Mensesneg empat tahun setelahnya.

Belum lama menjadi Stafsus Mensesneg, Jokowi menunjuk Ari untuk menjabat Stafsus Presiden periode 2015-2019. Saat itu, dirinya  menggantikan Teten Masduki yang menjadi Kepala Staf Kepresidenan.

Baca Juga: Hasto Ungkap Pertemuan Mahfud MD dengan Ketua Umum Partai Pengusung Sebelum Bertemu Pratikno

Di sana, Ari bersama Sukardi Rinakit bertugas menyampaikan informasi terkait kegiatan dan berbagai pernyataan presiden. Sementara itu, ia dipilih menjadi Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden untuk periode 2019-2024.

Ari yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat KAGAMA disebut-sebut sempat merancang pidato Jokowi saat Pelantikan Presiden. Deklarasi di Pelabuhan Sunda Kelapa itu rupanya tak lepas dari sumbangsih pemikirannya.

Profil Pratikno

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno. [dok. Setneg]
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno. [dok. Setneg]

Pratikno adalah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) yang menjabat sejak tahun 2014 sampai saat ini. Ia lahir di Bojonegoro pada 13 Februari 1962 dan mengenyam pendidikan SD hingga SMA di tempat kelahirannya tersebut.

Ia pun melanjutkan studi S1 Ilmu Pemerintahan di UGM dan lulus pada tahun 1985. Setelah itu, Pratikno menyelesaikan S2 Development Administration di University of Birmingham, Inggris pada tahun 1991.

Pratikno kemudian mengambil program S3 Political Science di dua tempat, yakni Flinders University, Australia dan UGM. Sebelum menjadi Mensesneg, ia lebih dulu berkarier sebagai Rektor UGM. Tepatnya untuk periode 2012-2014.

Jauh dari sana, yakni pada tahun 2003, Pratikno turut dipercaya menjabat posisi lain di UGM. Di mana saat itu ia menjadi Direktur dan Pengajar Program S2 untuk Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah.

Respons Ari Dwipayana

Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/12/2023). ANTARA/Rangga Pandu
Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/12/2023). ANTARA/Rangga Pandu

Ari Dwipayana merespon pernyataan dari pihak UGM itu. Ia mengucapkan terima kasih dan memahami perbedaan pendapat di masyarakat maupun tokoh akademik. Menurutnya, hal ini adalah gambaran demokrasi yang sehat.

"Terima kasih atas 'surat cinta' adik-adik mahasiswa (UGM) kepada saya dan Prof Pratikno," ujar Ari Dwipayana kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).

"Dalam masyarakat akademik, kritik dan perdebatan adalah sesuatu yang menyehatkan. Karena itu kita harus terus menjaga budaya akademik dengan pemikiran yang kritis, terbuka, menghargai keragaman perspektif, disertai semangat kontribusi bagi kemaslahatan bersama," lanjutnya.

Ari menyebut dirinya dan Pratikno akan berkomitmen menjaga integritas serta memperkuat demokrasi di pemerintahan. Tak lupa, keduanya bakal membangun tata kelola pemerintahan yang efektif demi kemajuan negara.

"Saya dan Prof Pratikno memiliki komitmen yang sama untuk menjaga integritas, memperkuat demokrasi, membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan efektif, serta mencurahkan energi untuk kemajuan bangsa dan negara," kata Ari.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI