Bukan Cuma Dirty Vote, Ini Deretan Film Dokumeter Besutan Dandhy Laksono yang Dirilis Jelang Pemilu

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 12 Februari 2024 | 09:51 WIB
Bukan Cuma Dirty Vote, Ini Deretan Film Dokumeter Besutan Dandhy Laksono yang Dirilis Jelang Pemilu
CEO WatchdoC Documentary Maker, Dandhy Dwi Laksono (dokumen WatchdoC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mendekati hari pemungutan suara, film dokumenter Dirty Vote yang digarap oleh Dandhy Laksono trending dan menjadi pembahasan banyak pihak. Film ini berusaha mengungkap informasi mengenai dugaan kecurangan dalam pemilihan umum 2024.

Media sosial ramai dengan pembicaraan mengenai film ini yang menampilkan tiga tokoh akademisi dan ahli hukum, yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar, yang memberikan data dan bukti terkait dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024.

Selain ketiga tokoh tersebut, sutradara film dokumenter, yaitu Dandhy Laksono, juga menjadi sorotan. Lelaki bernama lengkap Dandhy Dwi Laksono itu memang telah lama dikenal di industri media, dan produksi film dokumter. 

Bahkan, ia beberapa kali telah membuat film dokumter yang juga dirilis jelang pemilu di beberapa tahun sebelumnya. Lantas, apa saja filmnya?

Baca Juga: Rekam Jejak Bivitri Susanti, Srikandi Ahli Hukum yang Terlibat di Film Dirty Vote

Yang KETUJUH

Film dokumenter Yang KETUJUH produksi WatchDoc merupakan film yang mengisahkan fenomena 4 orang calon pemilih di gelaran Pileg dan Pilres 2014 beberapa waktu lalu. Mereka adalah orang-orang seperti Amin Jalalen, Nita, Sutara, dan Suparno yang mewakili rakyat sekaligus menjadi tokoh sentral dalam film ini.

"Kalau selama Pilpres dan Pileg kamera ada di depan panggung, ini ada di belakang panggung. Jadi kami menyorot orang-orang yang tidak disorot oleh banyak kamera, yaitu para pemilih," kata Dandhy D. Laksono, sutrada film YANG KETU7UH usai launching di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (20/9/2014).

Dhandy melanjutkan, film ini mengangkat cerita 4 orang calon pemilih yang datang dari profesi dan latar belakang berbeda. Film ini terinspirasi dari proses pemilihan Presiden Republik Indonesia ke-7 yang berlangsung pada Juli 2014, yang dikenal sebagai salah satu pemilu paling signifikan dalam sejarah karena memecah belah masyarakat menjadi dua kubu yang berbeda.

Sexy Killers

Baca Juga: Bivitri Susanti Bongkar Kecurangan Pemilu 2024 di Film 'Dirty Vote', Kenapa Sebelumnya Tolak Jadi Panelis Debat Capres?

Film dokumenter lainnya yang diproduksi Dandhy D. Laksono ialah Sexy Killers. Film dokumenter ini mencatat prestasi yang mengesankan. Hingga hari ini film tersebut telah ditonton lebih dari 37 juta kali. 

Film Sexy Killer dengan berani memperlihatkan para pemilik saham perusahaan yang diduga terlibat dalam proyek-proyek pembangkit listrik yang berperan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Beberapa tokoh yang disorot dalam film tersebut antara lain adalah Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pengarep, putra dari Presiden Joko Widodo, serta Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dari kubu oposisi.

Film ini pertama kali dirilis ke publik pada tanggal 5 April 2019, mendekati pemungutan suara yang dilakukan pada tanggal 17 April 2019.

Dirty Vote

Dalam dokumenter Dirty Vote, tiga ahli hukum tata negara berperan utama. Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. Melalui film ini, ketiganya mengekspos berbagai cara dimana kekuasaan telah dimanfaatkan untuk memenangkan pemilu dan mengganggu demokrasi.

Penggunaan kekuasaan yang kuat secara terbuka ditampilkan dalam upaya mempertahankan status quo. Dalam film ini, berbagai bentuk kecurangan dianalisis secara mendalam menggunakan perspektif hukum tata negara. FIlm ini dirilis tanggal 11, atau tiga hari menjelang pemilu 2024. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI