Suara.com - Kemeja dengan motif batik sering kali jadi andalan untuk dipakai saat acara resmi. Bila gemar mengoleksi kemaja tersebut, sebaiknya cermat setiap kali membeli. Pemerhati batik sekaligus desainer Dave Tjoa mengungkapkan, bila membeli kemeja batik dengan bahan kain mengkilap sudah pasti itu bukan batik asli, melainkan hasil printing.
"Batik itu hanya bisa diolah dengan alam, (kain) katun dan sutra. Jadi sintetis kain, misalnya sifon, polyester itu tidak bisa kecuali printing. Makanya kalau printing itu bahannya agak kilap, seperti satin itu bisa," jelas Dave ditemui di kantor suara.com beberapa waktu lalu.
Dikatakan batik bila dalam proses pembuatannya menggunakan canting dan malam serta dilakukan secara manual oleh manusia. Dave menjelaskan bahwa pembuatan batik yang benar, juga diakui oleh UNESCO, hanya ada tiga. Yakni, batik tulis, batik cap, dan batik cap tulis.
Sedangkan batik printing dibuat dengan mengandalkan mesin serta tidak menggunakan cairan malam dalam pewarnaannya.
Baca Juga: Pakai Batik Sambil Joget, Gaya Thariq Halilintar Dikritik Netizen Terlalu Tua: Auranya Ba'da Isya
"Kita juga tidak bisa menyebutnya dengan batik printing. Tapi kita harus menyebutnya dengan tekstil motif batik karena itu bukan batik," tegas Dave.
Dia membenarkan bahwa batik asli tidak mungkin dibuat di atas kain polyester yang berbahan dasar plastik. Karena kain tersebut tidak akan bisa diwarnai dengan cairan malam maupun pewarna alami lainnya. Selain itu, kain polyester juga berisiko hancur jika dipaksa dipakai untuk membatik yang asli karena dalam prosesnya kain perlu direbus.
"Jadi beli kemeja batik bahan polyester sudah pasti printing. Itu udah nggak mungkin yang kilap-kilap bahan sintetis itu tidak akan menyerap dengan bagus dan juga kalau batik asli harus direbus, (cairan) malam juga panas, proses itu akan merusak bahan yang mengandung plastik," ujarnya.
Itu sebabnya, Dave mengingatkan agar masyarakat jangan sampai tertipu harga kemeja yang sebenarnya hanya motif batik, tetapi diberi harga seperti batik asli. Dave tidak memungkiri kalau produk batik printing masih banyak ditemui di pasaran. Dia juga tidak bisa sepenuhnya melarang masyarakat untuk membeli itu.
Hanya saja, Dave berpesan agar lebih teliti dalam membelinya dan bisa membedakan antara kemeja batik asli dan tidak.
Baca Juga: Tinjau Galeri Batik Bersejarah di Banyumas, Puan Dorong Regenerasi Pembatik
"Kalau urusannya sudah kocek kita nggak bisa bicara lebih jauh. Tapi paling tidak, kita mengedukasi yang kamu beli itu bukan batik, itu adalah printing. Jeleknya terkadang di pasar itu disebut printing sebagai batik, inilah yang menyesatkan. Makanya di manapun saya selalu bilang teliti sebelum membeli, periksa apakah itu batik atau tidak. Kalau penjual pasti akan bilang itu batik karena supaya cepat terjual," pungkasnya.