Bilqis Auto Jadi Anak Kolong Bila Ayu Ting Ting Menikah dengan Muhammad Fardana?

Minggu, 11 Februari 2024 | 10:30 WIB
Bilqis Auto Jadi Anak Kolong Bila Ayu Ting Ting Menikah dengan Muhammad Fardana?
Potret Ayu Ting Ting, Bilqis Khumairah Razak, dan Muhammad Fardana. Warganet soroti wajah cemberut cucu Abdul Razak dan Umi Kalsum (TikTok)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ayu Ting Ting telah dilamar oleh anggota TNI AD Muhammad Fardana. Bila telah resmi menikah, pedangdut itu akan otomatis terikat menjadi anggota ibu Persit Kartika Chandra Kirana, sebutan untuk persatuan istri anggota TNI AD.

Tidak hanya sang biduan, anaknya Bilqis Khumairah Razak juga bisa jadi punya julukan baru bila Ayu Ting Ting telah resmi menjadi istri Muhammad Fardana. Yakni, julukan sebagai anak kolong

Diketahui bahwa anak dari prajurit TNI kerap kali disebut dengan julukan anak kolong. Dikutip dari situs Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, anak kolong memang menjadi istrilah kiasan bagi anak tentara. Meski begitu tidak dijelaskan secara rinci apakah istilah tersebut bisa berlaku bagi anak sambung.

Potret Lamaran Ayu Ting Ting (Instagram/@aliencophoto)
Potret Lamaran Ayu Ting Ting (Instagram/@aliencophoto)

Peneliti Balai Bahasa Jawa Barat Asep Rahmat Hidayat mengatakan kalau istilah anak kolong telah ada sekitar tahun 1980-an. Dia merujuk pada situs penyedia korpus bahasa Indonesia yang berbasis di Jerman bahwa istilah anak kolong masih digunakan dan dimaknai sesuai dengan yang tercatat di KBBI, hanya dalam contoh dikenakan juga untuk anak polisi. 

Baca Juga: Bikin Salfok, Begini Penampilan Calon Ibu Mertua Ayu Ting Ting saat Acara Lamaran

Sehingga, istilah anak kolong merujuk pada ‘anak tentara atau polisi’ dan bernada negatif atau digunakan sebagai ejekan.

Sejarah Istilah Anak Kolong

Menurut Reggie Baay (Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda, 2010: 89) kemunculan istilah anak kolong berawal dari pergundikan di tangsi. Pada tahun 1830 dibentuk satuan tentara kolonial Hindia Belanda yang pada tahun 1933 mulai dikenal dengan nama KNIL. Para serdadu direkrut dari beragam bangsa, Pribumi, Eropa, bahkan Afrika. 

Karena budaya perjodohan dan pernikahan muda, banyak serdadu Pribumi yang sudah menikah ketika menjalani dinas ketentaraan. Mereka diizinkan hidup bersama di dalam tangsi. Hal itu menimbulkan kecemburuan di kalangan serdadu Eropa. Akhirnya, mereka juga diizinkan berhubungan tanpa nikah di dalam tangsi.

Para serdadu tinggal di asrama yang disebut chambree. Asrama itu berupa ruangan besar dengan deretan ranjang besi berkasur jerami. Untuk serdadu-serdadu yang telah berkeluarga dan “berkeluarga” ditempatkan di ruang terpisah dengan ranjang bertingkat. 

Baca Juga: Calon Suami Ayu Ting Ting Lulusan S1 Jepang, Ini Profil Kampus Lettu Muhammad Fardana!

Ruang itu lebih besar dari yang didapat para bujang karena anak-anak juga tidur di lantainya, di atas tikar. Ruang di bawah tempat tidur itu lazim disebut kolong. Setiap ranjang bertingkat dan ruang di sampingnya diberi pemisah berupa kain terpal yang dipasang sebagai tirai. Untuk serdadu yang anaknya banyak kolong tadi digunakan juga sebagai tempat tidur. Sejak itu, muncullah istilah anak kolong.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI