Suara.com - Ada beberapa pihak yang meragukan kinerja Jokowi. Salah satunya ialah Ahok yang terang-terangan menuding Jokowi tidak bisa bekerja. Hal itu kemudian dibela oleh Luhut Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. Ini membuat publik penasaran dengan jejak karir Luhut vs Ahok.
Soal tudingan Jokowi tidak bisa bekerja dimulai ketika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengkritik kinerja Jokowi. Mantan Bupati Belitung Timur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga menyindir kinerja Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang juga putra Jokowi, saat ini mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pemilu 2024.
Luhut membela bahwa ada berbagai prestasi yang diraih oleh Presiden Jokowi selama dua periode. Salah satunya kesuksesan dalam mengembangkan pariwisata di sekitar Danau Toba. Jika mengikut Instagram Menteri Keuangan, terungkap pula bahwa pada masa pemerintahan Jokowi, telah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen.
Pembelaan Luhut terhadap Jokowi membuat publik tertarik dengan jejak karir Luhut vs Ahok. Berikut jejak karir Luhut vs Ahok dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Viral Ahok Sikat Jokowi, Bambang Pacul: Jangan Ngelawan Orang Baik Lho Pak Kalah Kau
Jejak Karier Luhut Pandjaitan
Luhut pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan selama masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid tahun 2000-2001. Sebelumnya, ia adalah Duta Besar RI untuk Singapura pada 1999-2000.
Selama masa pemerintahan Jokowi, ia masuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan di tahun 2014-2015 lalu menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada 2015-2016. Berlanjut ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman tahun 2016-2019. Terbaru ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tahun 2019 sampai sekarang.
Latar belakang Luhut Binsar Pandjaitan sebenarnya dari militer. Ia merupakan lulusan pendidikan Akademi Militer 1970. Namun karirnya di bidang militer mengalami kemandekan selama masa pemerintahan Orde Baru, Soeharto.
Jejak karirnya di bidang militer antara lain sebagai berikut:
- Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat di Bandung
- Komandan Korem di Madiun
- Komandan Pusat Kesenjataan Infrantri di Bandung
- Komandan pertama Detasemen 81 sekarang dikenal dengan nama Detasemen Penanggulangan Teror (Gultor) 81.
- Asisten operasi di Markas Kopassus
- Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung
- Kopassus (Komando Pasukan Khusus).
Baca Juga: Bahlil Koar-koar Skenario Kampus Kritik Jokowi, Anies: Urus Investasi Ajalah
Jejak Karir Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Ahok merupakan salah satu tokoh yang dikenal dekat dengan Presiden Jokowi, tetapi akhir-akhir ini sepertinya ia 'menyerang' Jokowi dan putranya Gibran Rakabuming Raka yang mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden 2024 mendampingi Prabowo Subianto. Ahok pernah menyinggung jika Jokowi tak bisa kerja, termasuk juga mengkritik kinerja Gibran sebagai Wali Kota Solo. Hal itu memicu kontroversi di ranah publik. Namun, terlepas dari sikapnya yang kontroversial, berikut jejak karir Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Basuki Tjaha Purnama resmi menjadi kader PDIP sejak 26 Januari 2019, dua hari setelah bebas dari penjara Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Sebelumnya ia tercatat sebagai kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB), Golkar, dan Gerindra.
Di tahun 2003, Ahok mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung. Setahun kemudian, maju dalam Pilkada Belitung Timur bersama Khairul Effendi. Di tahun 2007, Ahok mundur dari jabatan sebagai Bupati Belitung Timur untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Bangka Belitung, tetapi mengalami kegagalan.
Di tahun 2009, bersama Golkar, Ahok mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari dapil Kepulauan Bangka Belitung. Ahok lolos dan resmi menjabat di Senayan.
Di tahun 2012, Ahok sudah bergabung dengan Partai Gerindra dan maju mencalonkan diri sebagai cawagup DKI Jakarta bersama Jokowi. Pemilihan itu menang, Ahok pun resmi menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden RI di tahun 2019, Ahok naik, menjabat sebagai pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta.
Pada November 2019, Ahok ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina atas persetujuan Jokowi. Ahok juga merangkap jabatan sebagai Komisaris Independen Pertamina. Dalam Pemilu 2024, Ahok menyatakan mengundurkan diri sebagai Komisaris Utama agar bisa ikut kampanye untuk pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Ia harus mundur agar ikut kampanye karena UU mengatur pejabat BUMN apalagi direksi tidak boleh terafiliasi dengan partai politik manapun. Pelanggaran terhadap aturan tersebut akan dianggap sebagai tindak pidana Pemilu.
Demikian itu informasi jejak karir Luhut vs Ahok. Soal tudingan Jokowi tidak bisa bekerja, rupaya menjadi masalah pelik tersendiri sebab sesuai dengan jejak karir Ahok, dulunya ia merupakan orang terdekat Jokowi. Terlepas dari kontroversi, kedua tokoh yakni Luhut maupun Ahok memiliki rekam jejak karir yang dapat diandalkan di bidangnya masing-masing.
Kontributor : Mutaya Saroh