Namun, Jakarta tetap dipilih sebagai ibu kota karena tidak ada kota lain yang memiliki identitas nasionalisme seperti Jakarta. Jakarta adalah pusat politik yang tak tergantikan.
Bukti nyata adalah adanya bangunan-bangunan simbolis seperti Monumen Nasional (Monas), Kompleks Senayan dan Gelora Bung Karno, serta Masjid Istiqlal.
Meskipun konsep megapolitan yang digagas Soekarno belum terwujud sepenuhnya, ide tersebut mencakup wilayah hingga Purwakarta di Jawa Barat. Soekarno menggambarkan wilayah sekitar Jakarta dengan banyaknya hutan, kebun, dan lahan pertanian, dengan perbandingan tata ruang 70 persen untuk ruang hijau dan biru, dan 30 persen untuk ruang abu-abu seperti jalan dan bangunan.