Suara.com - Media sosial sempat dihebohkan dengan pernyataan viral eks Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Di mana dalam sebuah video yang beredar, ia menyebut bahwa Jokowi dan Gibran tidak bisa kerja.
"Sekarang saya mau tanya di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota? Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja? Tidak fair kalau kita pilih presiden bukan berdasarkan kemampuan kerja," ucap Ahok.
Hal tersebut disampaikan Ahok kepada wanita berusia 82 tahun yang mengaku mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. Adapun pernyataannya soal Jokowi itu membuat rekam jejaknya dan sang presiden turut dibandingkan.
Rekam Jejak Jokowi vs Ahok
Baca Juga: Ahok Sebut Adiknya Pilih Prabowo, Gibran Jadi Faktor?
Jokowi kecil disebut-sebut pernah menjadi penggergaji usai mempelajari profesi ini dari ayahnya. Begitu lulus kuliah, ia bekerja di PT Kertas Kraft Aceh. Ia ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusi, Dataran Tinggi Gayo.
Setelah itu, Jokowi membuka usahanya sendiri di bidang kayu dengan nama CV Rakabu. Bisnisnya ini berakhir bangkrut, namun tak membuat semangatnya surut. Di mana ia kembali membangun perusahaan dengan pinjaman modal Rp 30 juta.
Lalu, pada tahun 2005, Jokowi memulai karier politiknya dengan menjadi Wali Kota Solo. Di bawah kepemimpinannya itu, bus Batik Solo Trans pun mulai diperkenalkan hingga berbagai kawasan atau jalan di sana juga turut diresmikan.
Berkat sederet prestasinya, ia kembali terpilih menjadi Wali Kota Solo. Lalu, pada tahun 2012, ia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, ia menggandeng Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai wakilnya.
Keduanya terpilih untuk memimpin ibukota, namun Jokowi berhenti pada tahun 2014. Sebab, saat itu dirinya terpilih menjadi presiden bahkan hingga dua periode. Posisinya di Jakarta sendiri sempat digantikan oleh wakilnya, Ahok.
Baca Juga: Ahok Bocorkan Niat Megawati Siapkan Puan Maharani Jadi Presiden 2024
Adapun selama menjadi presiden, Jokowi disebut cukup berhasil dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur dan merebut migas dari tangan asing. Di sisi lain, ia dinilai gagal dari sektor ekonomi yang justru anjlok.
Sementara itu, Ahok pernah bekerja di PT Simaxindo Primadya, Jakarta yang bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Di sana, ia menjabat staf direksi bidang analisis biaya dan keuangan proyek.
Tak lama, Ahok ingin kembali ke Belitung untuk mendirikan perusahaan bernama PT Nurinda Ekapersada. Bisnisnya itu dijadikan sebagai persiapan pembangunan pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.
Adapun karier politik Ahok dimulai dengan menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Namun, pada tahun 2005, ia memenangkan Pilkada dan menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.
Lalu, ia pun maju sebagai wakil Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta pada tahun 2012 dan berhasil memperoleh suara terbanyak. Ahok kemudian diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta setelah Jokowi diusung untuk mencalonkan diri pada Pilpres 2014.
Selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Ahok dianggap punya sederet prestasi. Salah satunya membangun ketahanan kota. Berkat usahanya ini, Jakarta pun berhasil masuk ke dalam jaringan 100 Resilent Cities atau 100 RC.
Di sisi lain, Ahok sendiri pernah dipenjara pada 9 Mei 2017 usai terbukti bersalah atas kasus penistaan agama kala berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ia divonis dua tahun dan resmi dibebaskan pada 2019 silam.
Setelah keluar dari penjara, Ahok pun ditunjuk menjadi komisaris PT Pertamina. Namun, jabatan yang diemban sejak akhir 2019 ini diakhirinya beberapa waktu lalu. Hal itu dikarenakan ia yang akan ikut mengkampanyekan Ganjar-Mahfud.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti