Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok blak-blakan mengungkap sikap partainya, PDI Perjuangan, jelang Pemilu 2024. Sebagai kader PDIP, Ahok menyatakan akan mendukung penuh paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ahok membongkar sejumlah fakta di internal PDIP. Termasuk sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ternyata mengaku memang telah menyiapkan anaknya, Puan Maharani untuk bisa menjadi Presiden RI.
Fakta ini diungkap Ahok saat berdiskusi dengan WNI di Jerman dalam acara "Eropa Bersatu: Festival Tiga Jari" pada Sabtu (3/2/2024).
Dalam momen ini, Ahok mengaku sempat risau dengan munculnya isu Megawati lebih memilih Puan menjadi capres, alih-alih mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Karena penasaran, Ahok pun bertanya langsung ke Megawati mengenai isu tersebut.
Baca Juga: Ahok Ogah Pilih Presiden yang Emosional, Pemimpin Harus Punya Sifat Apa Saja Sih?
"Isu yang disebelah, ibu (Megawati) maunya mbak Puan yang jadi (capres). Terus saya tanya (ke Megawati), 'Ibu apa memang mau mbak Puan yang jadi (capres)? Gak mau pak Ganjar?'" tanya Ahok kepada Megawati.
Tak disangka, Megawati malah bertanya balik apa salahnya jika putrinya menjadi Presiden. Jawaban itu, kata Ahok, sempat membuatnya kaget.
Apalagi, Megawati juga mengaku memang sudah menyiapkan Puan sejak kecil untuk menjadi Presiden RI seperti dirinya dan sang kakek, Ir. Soekarno.
"Lalu ibu mengatakan, 'Salah apa kalau mbak Puan mau jadi presiden?' Waduh, saya kaget juga," cerita Ahok.
"'Dan saya menyiapkan mbak Puan itu dari kecil hlo untuk jadi presiden hlo'. Waduh saya pikir ini bener isunya (ibu Mega) gak mau Ganjar (presiden)," lanjut kader PDIP ini.
Baca Juga: Ogah Ahoker Mikir Dirinya Dukung Prabowo, Ahok kepada Hasto: Bilang ke Ibu Saya Mau Keluar
Namun, Ahok mengungkap bijaknya Megawati setelah melontarkan kalimat tersebut. Ternyata Megawati menyerahkan semua keputusan kepada rakyat, sehingga akhirnya lebih memilih Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
"Lalu ibu (Mega) bilang, 'Tapi kalau mbak Puan itu gak diterima oleh rakyat, masak saya mau menyakiti hati kader-kader saya (dengan) memilih mbak Puan jadi presiden. Tidak mungkin saya lakukan'. Kata beliau," beber Ahok.
Alhasil, Megawati sebagai Ketum PDIP akhirnya mendeklarasikan Ganjar-Mahfud sebagai pasangan capres-cawapres yang diusung partainya.
Sementara itu, Ahok memutuskan keluar dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina. Alasannya demi bisa habis-habisan ikut mengkampanyekan pasangan Ganjar-Mahfud melawan dua lawannya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.