Media sosial X (dulunya Twitter) kini tengah ramai memperbincangkan terkait dengan sosok Gibran yang disebut-sebut berbeda jauh dengan sosok Ustadz Adi Hidayat. Hal tersebut bermula saat sebuah akun Twitter mengunggah video yang berisikan video Gibran.
Dalam video tersebut, tampak Gibran tengah menjalankan sebuah kegiatan yang tampak asyik dan megah. Video tersebut menarasikan “Emang boleh sen anak muda ini?”.
Postingan tersebut pun menuai protes dari sebuah akun yang bernama @masterlimbaddd yang menyebut bahwa Gibran selama ini kerap disanjung bahwa ia anak muda, padahal umurnya hampir sama dengan Ustadz Adi Hidayat.
“Anak muda apanya sih, Gibran itu umur 36 woe seumuran ust Adi Hidayat, stip branding cringe kaya gini,” ujar akun tersebut.
Baca Juga: Gibran Bakal Sowan ke SBY dan AHY di Cikeas, Apa Tujuannya?
Lantas, seperti apakah profil dan usia Adi Hidayat yang dibanding-bandingkan dengan Gibran? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Profil dan Usia Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat lahir pada 11 September 1984 di Pandeglang, Banten. Dimana saat ini usianya sudah 40 tahun. Ia merupakan putra dari pasangan Warso Supeno dan ibu Hj Rafiah Akhyar.
Ustadz Adi Hidayat menikah dengan seorang perempuan bernama Shufairok dan telah dikaruniai dua orang anak. Adi Hidayat mempunyai saudara kandung, di antaranya yaitu Ade Rahmat, Neng Inayatim, Ima Rakhmawati, dan Ita Haryati.
Adi Hidayat merupakan pendiri dari Quantum Akhyar Institute. Pekerjaannya sendiri adalah seorang penceramah.
Baca Juga: Adu Gagasan Anies, Prabowo dan Ganjar dalam Debat Capres Terakhir
Ustadz Adi Hidayat terkenal sebagai sosok yang penuh dengan prestasi. Dari sejak kecil, ia dikenal sebagai siswa yang teladan di sekolahnya.
Dari segi pendidikan, Ustadz Adi Hidayat mengawali pendidikan di TK Pertiwi Pandeglang pada tahun 1989. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di SDN Kraton 3 Pandeglang, tetapi ia kemudian pindah sekolah ke SDN II Pandeglang.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke SMP 1 Pandeglang, Banten. Namun, ia kemudian pindah ke sekolah agama yakni Madrasah Salafiyyah Sanussiyyah Pandeglang.
Setelah selesai, ia melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut pada tahun 1997. Setelah tamat, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2003.
Setelah lulus dari UIN Syarif Hidayatullah, tepatnya pada tahun 2005, ia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Kulliya Dakwah Islamiyyah di Tripoli, Libya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan dan belajar lebih intensif tentang agama Islam mulai dari Al-Quran, Hadist, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan lain sebagainya.
Ia menyelesaikan pendidikan jenjang pascasarjana di Islamic Call College Tripoli, Libya. Kemudian ia menyelesaikan pendidikan master di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.