Pentingnya ilmu yang dimilikinya bagi kesehatan pasien menjadi dorongan utama Terawan. Tujuan utamanya adalah membantu pasien agar proses penyembuhan penyakitnya dapat berlangsung lebih cepat dan efektif. Namun, tidak berhenti di situ, Terawan terus berusaha meningkatkan pelayanan dan pengetahuannya. Ia mengambil langkah lebih jauh dengan menempuh program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, dan berhasil lulus pada tahun 2013.
Menjabat Menteri Kesehatan
Terawan pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin, dengan masa jabatan dari 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020. Sebelumnya, pada tahun 2015, ia adalah seorang dokter militer yang menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.
Namun, pada Selasa (22/12/2020), Terawan resmi melepaskan jabatan Menteri Kesehatan setelah mengalami perombakan kabinet, dan posisinya digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin.
Kontroversi Terbaru
Salah satu kontroversi yang melekat pada nama Terawan adalah 'Terawan Theory', sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke. Kontroversi muncul karena mencoba menerapkan metode tersebut kepada pasien tanpa dasar penelitian ilmiah yang kuat.
Akibatnya, Terawan dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan keputusan ini membuatnya tidak dapat lagi menjalankan praktik medis. Profil Terawan yang penuh warna mencerminkan perjalanan hidupnya yang sukses namun diwarnai dengan kontroversi yang mendalam.