Suara.com - Bicara mengenai Imlek, pasti tidak terlepas dari hujan. Pasalnya, perayaan tahun baru masyarakat Tionghoa ini selalu identik dengan hujan. Bahkan, hujan di hari raya tersebut menjadi sesuatu yang diharapkan.
Lalu, apa alasan hujan diharapkan turun pada hari raya Imlek?
Masyarakat keturunan Tionghoa percaya adanya hujan di hari raya Imlek justru membawa kebaikan. Dilansir dari ABC, hujan saat hari raya Imlek menjadi penanda kemakmuran di tahun tersebut.
Disebutkan bahwa air dalam kepercayaan masyarakat China melambangkan simbol keberuntungan. Saat hujan, air yang mengalir diartikan sebagai keberuntungan. Hujan ini juga sebagai harapan keberhasilan untuk masyarakat.
Baca Juga: 7 Model Cheongsam Kekinian, Fashion Statement untuk Hari Raya Imlek
Semakin deras hujan yang turun, maka diyakini semakin banyak pula keberuntungan yang diperoleh masyarakat.
Meski demikian, bukan berarti jika cuaca cerah tak ada keberuntungan, lho.
Jika hujan tidak turun saat hari raya Imlek, hal ini bukan menjadi satu hal buruk. Hanya saja, jika hujan terjadi, hal ini dipercaya akan memberikan lebih banyak kebaikan dan kesuksesan.
Pakar fengsui, Angelina Fang, mengatakan bahwa saat Imlek, yang lebih diutamakan adalah berkumpul dengan keluarga. Menurutnya, hujan atau tidak bukanlah sebuah masalah.
Lebih lanjut, menurutnya, tidak ada makna tersendiri dari hujan karena itu hanyalah kepercayaan. Oleh karena itu, jika saat tahun baru Imlek tidak hujan, bukan berarti pertanda buruk.
Baca Juga: Musim Hujan, Aksesori Mobil-Motor Ini Dijual Daring
“Hujan atau tidak, hari raya Imlek tersebut tetap dirayakan dengan bahagia bersama keluarga. Hujan pun sebaiknya tidak berlebihan, karena dapat menyebabkan banjir," kata Angeline.
Bagi Angelina, selain soal hujan, yang lebih penting adalah bagaimana memandang hal-hal positif di hari Imlek.
"Tidak ada makna tertentu, ini adalah kepercayaan saja. Memang disarankan semua berusaha berpandangan positif, yang indah, yang manis dan bagus-bagus di hari ini," pungkasnya.