6 Fakta Penangkapan Dokter Gadungan Elwizan Aminuddin: Kondektur Bus Tipu Timnas U19

Rabu, 31 Januari 2024 | 17:14 WIB
6 Fakta Penangkapan Dokter Gadungan Elwizan Aminuddin: Kondektur Bus Tipu Timnas U19
6 Fakta Penangkapan Dokter Gadungan Elwizan Aminuddin: Kondektur Bus Tipu Timnas U19 (dok. PSS)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polresta Sleman kini akhirnya berhasil meringkus dokter gadungan Elwizan Aminudin yang sebelumnya merupakan sosok yang pernah menangani PSS Sleman pada musim kompetisi 2020/2021. Dokter gadungan yang biasa dipanggil dokter Amin itu ditangkap seusai dua tahun menjadi buron.

Manajemen PSS Sleman sebelumnya membuat laporan tertulis kepada Polres Sleman pada tahun 2021. Sesuai sumber yang didapat, diketahui penangkapan Amin dilakukan pihak kepolisian di rumahnya yang berada di Bogor Jawa Barat.

Seperti apa fakta penangkapan dokter gadungan Elwizan Aminuddin

Berpindah-pindah Lokasi

Baca Juga: Profil Elwizan Aminudin, Dokter Gadungan Nyaris Bikin Kiper Timnas Ernando Pensiun Dini

Sebelum buron, Amin sempat pamit ke manajemen PSS Sleman dengan alasan bahwa saat itu orang tuanya sedang sakit. Saat itu pun ia mengajukan pengunduran diri kepada official tim dengan alasan yang sama. Selang waktu yang tak terlalu lama, kedoknya mulai terungkap, dan manajemen PSS Sleman pun langsung membuat laporan tentang dokter gadungan yang sudah menipu tim selama ini.

Saat buron selama dua tahun ini, Amin kabarnya bersembunyi di sebuah tempat di Pulau Sumatera. Ia melarikan diri setelah mulai terbongkar dari sebuah tweet di jagat maya.

Imbas dari kasus tersebut, PT Putra Sleman Sembada (PSS) mengalami kerugian sebesar hingga Rp245 juta. Kerugian itu dalam bentuk semua gaji dan bonus yang telah diberikan kepada Amin. Akibat perbuatannya tersebut, tersangka dijerat dengan Pasal 263 KUHP ancaman 6 tahun penjara atau Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun.

Pernah Menjadi Dokter di Timnas Indonesia

Mencuatnya kabar Amin adalah dokter gadungan sempat membuat geger insan pe-sepak bola Indonesia. Pasalnya pria dengan gaya rambut dikuncir ini pernah menangani Timnas Indonesia U-19 dan sejumlah klub seperti Persita, Barito Putera, Bali United, PS Tira, dan Kalteng Putra.

Baca Juga: Segini Gaji Elwizan Dokter Gadungan yang Tipu Klub Bola, Bonusnya Capai Puluhan Juta

Di balik itu tak hanya sedikit para pemain Timnas Indonesia U-19 kala itu mengeluhkan penanganan Amin sebagai dokter tim pe-sepak bola. Misalnya pada saat itu Ernando Ari, Syahrian Abimanyu, hingga Saddam Emiruddin Gaffar.

Terkhusus untuk Saddam, yang merupakan striker PSS Sleman itu saat ini bahkan masih melakukan pemulihan sebab cedera ACL-nya yang telat disadari, dan sempat salah penanganan. Akibat penanganan tersebut yang dilakukan Amin, Saddam hampir saja pensiun dini sebagai pesepakbola.

Manipulasi ijazah

Pada Februari 2020 PT PSS sedang membutuhkan dokter tim untuk kompetisi Liga 1 2020/2021. Mereka pun menghubungi Amin yang pada saat itu memiliki catatan panjang sebagai dokter di sejumlah klub Indonesia. Amin kemudian mengirimkan soft copy ijazah dan daftar riwayat hidup ke manajemen klub yang menghubungi nya. Tanpa adanya screening yang ketat, manajemen PSS pun menerima Amin sebagai dokter tim sejak bulan Maret 2020.

Di PSS Sleman, Amin mendapat honor hingga sebesar 17 juta rupiah per bulan. Bahkan dari sumber penelusuran kepolisian, ia mendapat gaji Rp 25 juta per. Dalam rilis Polresta Sleman, bukti-bukti yang terkumpul meliputi kontrak, NPWP dan berkas verifikasi ijazah dari Universitas Syiah Kuala Aceh milik Elwizan.

Ijazah Amin pada universitas itu diperlihatkan dengan No: 5752/UN11/WA.01.00/2021,dimana itu dinyatakan sebagai ijazah palsu. Selain itu, Elwizan Aminuddin terbongkar pertama kali sebagai dokter gadungan sebab tidak terdaftar di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kenyataan ini lebih dulu viral di dunia maya Twitter (yang saat ini kita sebut aplikasi X).

Elwizan Jadi Buron Sejak 2021

Sebelumnya, Manajemen PSS Sleman akhirnya menempuh jalur hukum dan resmi melaporkan Elwizan Aminudin dengan Polres Sleman. Kedok Elwizan sebagai dokter gadungan itu terungkap setelah akun seorang kardiolog menyebut nama Elwizan tidak tersedia di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Setelah itu, Elwizan mengundurkan diri dari PSS Sleman pada 1 Desember 2021. Namun bukan berarti kasus ini berakhir. Direktur Operasional PT PSS kala itu yaitu Hempri Suyatna didampingi tim hukum PT PSS telah melaporkan kasus ini pada Jumat (3/12/2021). Ia membawa berkas lengkap berupa beberapa bukti kontrak dan berkas verifikasi ijazah dari Universitas Syiah Kuala Aceh milik Elwizan.

Kasus dokter gadungan yang menyangkut nama Elwizan ini seketika langsung menyita perhatian. Apalagi pria yang biasa disapa dokter Amin itu pernah menjadi dokter di beberapa tim klub lokal seperti Persita, Barito Putera, Bali United, PS Tira, Kalteng, bahkan sampai Timnas Indonesia U-19.

Tipu 9 Tim Liga 1 dan Timnas U19

Penangkapan terhadap Elwizan kini dibenarkan Kapolresta Sleman, Kombes Pol Yuswanto Ardi. Dalam keterangan yang ada dalam persnya, Yuswanto mengungkapkan bahwa penangkapan Elwizan berkat partisipasi dari masyarakat. Saat ini diketahui, sembilan tim pernah menjadi korban dari penipuan yang dilakukan Elwizan.

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian, membocorkan sembilan tim tersebut, yakni Persita Tangerang, Barito Putra, Timnas U-19 Indonesia, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra dan terakhir PSS Sleman. 

Ternyata Aslinya Ia adalah Kondektur Bus

Meskipun jasanya laku bersama beberapa klub sepakbola ternama bahkan Timnas U19 Indonesia, namun siapa sangka jika Elwizan pernah bekerja sebagai kondektur bus dan pengusaha warung kelontong. Fakta itu terungkap setelah menyusul tertangkapnya Amin (sapaan akrab pria 41 tahun tersebut) oleh Satreskrim Polres Sleman, Jogjakarta,dimana setelah lebih dari dua tahun menjadi buron.

Pada saat itu Amin nekat menjadi dokter gadungan karena motif ekonomi nya yaitu untuk mencari pekerjaan dengan pendapatan yang lebih tinggi daripada pekerjaan sebelumnya.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI