Suara.com - Nama Hasya Kyla kakak perempuan dari Adhisty Zara baru-baru ini sedang menjadi sorotan publik. Lantaran ia mengunggah video curhatannya di akun X pribadinya.
Dalam video itu ia meluapkan semua perasaannya bahkan bercampur aduk dari marah hingga menangis.
Tentu bukan tanpa alasan, ia merasa geram karena mendapat bully-an mengenai tato yang ada digambarnya berkat ulah dari salah satu media.
Kyla mulanya merasa tak masalah ia dijuluki mirip anak punk usai menggunakan tato. Namun, hal itu ternyata memengaruhi karir sang ibu yang akhirnya membuatnya merasa kesal.
Baca Juga: Pulang Tak Harus Rumah: Film Keluarga yang Menyentuh Hati
"Padahal dulu gue pernah deeptalk sama nyokap gue, gue bilang kalau gue ditato merasa lebih baik gitu. Setiap gue lagi sedih banget gue baru putus tiga tahun. Jadi gue nato ngga pernah asal nato aja gue nyari rasa sakitnya," jelas Kyla sambil nangis sesegukan.
Menurutnya, ia lebih baik merasa sakit di bagian luar saja. Daripada merasakan sakit di hati, selain karena mencari rasa sakitnya ia juga menyukai seni dan suka dengan gambar-gambarnya.
Lantas kenapa sih orang yang mentato dirinya selalu di cap buruk? Berikut penjelasannya.
Kenapa mentato diri dicap buruk?
Melansir Smithsonian, keberadaan tato sudah diawali pada peradaban kuno diawali dengan penemuan mumi perempuan Mesir kuno dari 2000 tahun SM.
Baca Juga: Menyesal dan Mulai Risih, Aurelie Moeremans Hapus Dua Tatonya
Tato pada mumi perempuan itu bertuliskan Michael dengan bentuk salib di bagian atasnya. Pada era kuno, tato menjadi bentuk pengharapan.
Selain itu, tato juga menjadi bentuk aestetic medicine atau pengobatan secara estetis. Perempuan Mesir bertato untuk menghindarkan diri dari penyakit.
Sementara itu, pada peradaban Nusantara sendiri tidak lepas dari budaya melukis tubuh dengan tato. Masyarakat Dayat menggunakan tato sebagai simbol strata sosial dan kelas ekonomi.
Bagi orang dayak, semakin banyak tato yang dimiliki, semakin tinggi derajat di masyarakat. Selain itu, ada peradabatan tradisional Nusantara yang paling dikenal dengan tatonya adalah orang-orang Mentawai.
Tato masyarakat Mentawai disebut sebagai peradaban menggambar tubuh yang paling tua di dunia yang ada sehak zaman neolitikum.
Kendati demikian, warisan nusantara ini dipandang sebelah mata oleh rezim Orde Baru. Pada 1980-an menyelipkan label para kriminal dengan ciri fisik tubuh bertato dan berambut gondrong untuk melancarkan operasi pembrantasan preman.