Suara.com - Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mengarahkan desainer muda daerah agar punya nilai metropolitan dan lebih mudah diterima pasar dalam dan luar negeri melalui Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC) 2024
Ketua Umum APPMI Poppy Dharsono menjelaskan bahwa tema IYFDC 2024 adalah Budaya Betawi. Tema tersebut sejalan dengan tema besar IFW 2024. Kata Poppy, pemenang kompetisi IYFDC 2024 yang terdiri dari usia 17 hingga 30 tahun ini harus mampu merealisasikan tema dalam desain busana.
Tak hanya itu, penilaian juga berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan busana ready to wear yang sarat akan nilai budaya Betawi.
"Penggunaan unsur kekayaan lokal juga menjadi faktor penting dalam penilaian agar sejalan dengan misi APPMI melalui IFW yaitu melestarikan dan mengembangkan kekayaan lokal di bidang fashion," papar Poppy di Tokopedia Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024).
Baca Juga: Tampil di New York Indonesia Fashion Week 2024, Olivia Chan Kolaborasi dengan Desainer Ternama
Desainer dari APPMI, Naniek Rachmat bercerita dari 43 rancangan desainer muda mayoritas masih menampilkan look provinsi. Sehingga alih-alih fokus pada desain agar bisa diterima di luar negeri, harus lebih dulu memiliki tampilan metropolitan.
Kondisi menurut desainer senior Indonesia itu malah membuat rancangan yang dibuat jadi tidak fokus, seperti membenturkan bordiran dengan batik, ada tumpukan lipatan, hingga semua detail harus masuk dari mulai kancing, ritsleting dan sebagainya.
Rancangan ini kata Naniek, menunjukan desainer muda awam terhadap tren dan referensi yang terbatas. Sehingga busana yang diciptakan bukan hanya membuat orang lain enggan memakainya, tapi juga memberikan kesan norak bagi masyarakat awam.
"Jadi aku tuh selalu bilang sama desainer muda ini, cobalah untuk memikirkan minimal untuk diri sendiri, apakah kamu mau memakainya atau tidak. Jika kamu saja tidak mau memakainya, apalagi orang lain," ujar Naniek di tengah kegiatannya menjadi juri IYFDC 2024.
Sehingga tidak hanya menjadi juri, Naniek juga kerap memberikan arahan kepada peserta kompetisi IYFDC agar mengikuti tren, melihat desain rancangan internasional dengan pasar global.
Baca Juga: Contek 5 OOTD Tunik Hijab Pashmina ala Fatin Shidqia, Ceria dan Menggemaskan
"Jadi aku suka kasih PR, desainer daerah untuk melatih mata melihat desainer dengan rancangan yang bagus, sehari minimal 10 menit, dan cari apa desain yang kamu suka," papar Naniek.
Meski masih banyak desainer yang rancangannya perlu diasah, namun Naniek mendapati 60 persen rancangan sudah bagus, yaitu dengan look metropolitan.
Desain yang kerap jadi unggulan Naniek yaitu look padupadan yang bisa dipisah satu per satu.
"Jadi dalam satu look misalnya, terdiri dari inner kemeja, celana kulot dan outer. Tapi kalau pembelinya bisa dipisah pakainya, celana dipadukan dengan style atau outfit lain. Begitu juga dengan kemeja dan outer. Jadi bisa dipretelin, karena ada beberapa desain yang harus dipakai satu look dan tidak bisa dipisah," papar Naniek.
Tidak kurang dari 4 juri IYFDC berasal dari desainer APPMI. Mereka memilih 43 peserta jadi terdiri dari 2 looks yang dihadirkan.
Peserta ini awalnya terdiri dari 500 desainer yang mendaftar, lalu 120 orang memasukan desain dalam bentuk gambar, selanjutnya baru dikurasi 42 peserta yang harus menampilkan 2 desain wujud nyata kategori perempuan dan lelaki.
Dari 43 desain ini akan diambil 20 peserta yang nantinya melaju ke babak final, yang berlangsung di panggung besar IFW 2024 dengan menampilkan masing-masing 4 busana kreasi.
Selain akan tampil di runway IFW 2024, pemenang IYFDC 2024 yang terdiri dari 4 kategori yakni juara 1, 2, 3 dan juara favorit akan dapat hadiah khusus. Juara pertama mendapat beasiswa pendidikan di bidang fashion di Koefia Academy di Roma, Italia.
"Sementara itu, untuk juara 2, 3, dan favorit akan mendapatkan program khusus di kampus fashion ternama di Jakarta. Tentunya akan ada hadiah hiburan lainnya, seperti uang tunai hingga produk menarik," ungkap Naniek.