Sejarah Pesantren Sidogiri, Pondok Tertua yang Beri Dukungan Kepada Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024

Selasa, 30 Januari 2024 | 14:01 WIB
Sejarah Pesantren Sidogiri, Pondok Tertua yang Beri Dukungan Kepada Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024
Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar tiba di arena debat cawapres, JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023). [Suara.com/Dea]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), Muhammad Kholil Nawawi Sidogiri baru-baru ini terang-terangan memberikan dukungannya kepada pasangan capres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Hal ini terlihat dalam unggahan akun majelis keluarga pondok pesantren @mr_banan12. Dalam pernyataannya, akun tersebut menuliskan akan memperjuangkan demi kemenangan Anies Baswedan dan Cak Imin.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Al Fakir Muhammad Kholil Nawawi Sidogiri mengimbau kepada para santri dan alumni untuk memilih dan memperjuangkan untuk kemenangan capres-cawapres nomor 1, yaitu Mas Anies Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar," tulis akun tersebut.

Hal ini lantas menjadi sorotan lantaran Pesantren Sidogiri disebut sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia. Bahkan, pesantren satu ini dikabarkan sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Baca Juga: Sehati dengan AMIN, PKS Konsisten Tolak Omnibus Law: Banyak Rugikan Pekerja!

Sejarah Pesantren Sidogiri

Mengutip dari situs resminya, awal mula pesantren ini dibagun terdapat dua versi berbeda. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718.

Sementara itu, dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745. Meski berbeda keduanya sama-sama berasal dari abad ke-18.

Pada awal mula berdiri, wilayah Sidogiri masih dipenuhi dengan hutan. Setelah itu, wilayah ini dibangun oleh sosok Sayid Sulaiman yang merupakan putra pertama pasangan Sayid Abdurrahman bin Umar ba Syaiban dan Syarifah Khadijah, cucu Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).

Memberikan sistem pendidikan dan mengeluarkan ijazah

Baca Juga: 5 Fakta Pondok Pesantren Sidogiri yang Resmi Dukung Anies - Cak Imin, Ponpes Tertua di Indonesia?

Setelah itu, Pesantren Sidogiri ini mulai beroperasi hingga pada 1938, di bawah kepemimpinan KH. Abd, pesantren ini didirikan madrasah yang diberi nama Madrasah Miftahul Ulum (MMU) dan mulai mengeluarkan ijazah pada 1952 untuk tingkat ibtidayah (SD).

Pada 1957, Pesantren Sidogiri menaikkan jenjang pendidikan ke tingkat tsanawiyah (SMP). Pada tingkat ini juga dikeluarkan ijazah yang berlaku pada 1962.

Lambang resmi pesantren juga diresmikan sejak 1965 setelah dibuat oleh HM. Usman Anis berdasarkan ide K. Sadoellah Nawawie dengan tujuan untuk memperjelas dan mempertegas identitas santri. Bahkan, pesantren ini juga meresmikan pendidikan tingkat aliyah (SMA) pada 1982.

Pesantren ini mulai berkembang hingga memiliki perpustakaan dan Balai Pengobatan di tahun 1983, Labsoma (Laboratorium Soal Madrasah) pada 1989, Lembaga Pengembangan Bahasa Arab dan Asing (LPBAA) 1991, dan berbagai lainnya.

Hingga kini Pesantren Sidogiri juga masih terus berkembang dengan berbagai fasilitas terbaru. Untuk Pesantren Sidogiri saat ini diurus oleh para pengasuh, majelis keluarga, pengurus, dan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI