Nikita Mirzani Senggol Tom Lembong karena Bahas Contekan Jokowi Hingga Beri Julukan Sengkuni, Apa Artinya?

Selasa, 30 Januari 2024 | 13:42 WIB
Nikita Mirzani Senggol Tom Lembong karena Bahas Contekan Jokowi Hingga Beri Julukan Sengkuni, Apa Artinya?
Nikita Mirzani Jadi Pendukung Garis Keras Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming. (Dok. Instagram/nikitamirzani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah berseteru dengan Nafa Urbach terkait Pilpres 2024, kini Nikita Mirzani blak-blakan menyebut tim sukses Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yaitu Tom Lembong sebagai sengkuni. Apa sih maksudnya?

Nikita Mirzani menyenggol lelaki bernama lengkap Thomas Trikasih Lembong itu lantaran mengaku pernah memberikan contekan untuk Presiden Joko Widodo alias Jokowi selama 7 tahun. Pengakuan dilontarkan Tom Lembong, usai heboh Gibran Rakabuming Raka menuding Muhaimin Iskandar mendapatkan contekan materi debat dari Tom Lembong saat debat cawapres.

Untuk membalas pernyataan anggota Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Nikita Mirzani mengatakan jika hal tersebut memang sudah kewajiban Tom Lembong yang saat itu menjadi menteri di Kabinet Jokowi.

Alhasil, mantan istri Antonio Dedola itu juga menuding Tom Lembong sebagai seorang pengkhianat. Nikita Mirzani bahkan tak segan-segan menyamakan Tom Lembong dengan salah satu tokoh di Mahabarata.

Baca Juga: Pasang Badan Buat Jokowi, Nikita Mirzani Nyinyiri Tom Lembong: Sengkuni Dia Itu!

"Kenapa lu bilang '7 tahun saya kasih dia contekan'. Itu tugas lu, lu dibayar Tom Lembong, ya, emang dasar lu pengkhianat, sengkuni dia itu. Makanya kalau kerja kerja aja yang benar. Sakit hati begitu deh. Orang kalau udah sakit hati gitu tuh," ujar Nikita dikutip dari akun TikTok @/nikita.mirzani7.

Tom Lembong (Instagram/tomlembong)
Tom Lembong (Instagram/tomlembong)

Ucapan ini membuat publik penasaran dengan istilah Sengkuni yang disebut Nikita Mirzani. Berikut penjelasan arti Sengkuni, rangkuman suara.com, Selasa (30/1/2024).

Sengkuni adalah nama lain dari Trigantalpati, seorang tokoh elite Astina di pemerintahan Kurawa. Sengkuni merupakan saudara kandung dari Permaisuri Gandari, istri Destarata atau Raja negara Astina dan ibu dari Duryudana.  

Di dalam dunia pewayangan tokoh Sengkuni ini digambarkan sebagai sosok yang begitu jahat dan lebar mulutnya. Filosofinya adalah karena ia ahli didalam bersilat lidah. Dengan kefasihannya bertutur kata membuat orang-orang yang bicara dengannya selalu terperdaya oleh manis bibirnya. Banyak sekali kedustaan yang keluar dari mulutnya. 

Adapun kisah kejahatan politik Sengkuni berawal saat kakaknya, Dewi Gandari, yang juga dikenal kejam, bengis dan pendendam meminta bantuan Sengkuni untuk mencari cara agar anaknya Duryudana (anak sulung dari 100 bersaudara) menjadi raja di Astina, yang kala itu masih dipimpin oleh Pandu Dewanata (adik Destarata).

Baca Juga: Luhut Sebut RI dan China Juga Kembangkan Baterai LFP, Tom Lembong Gembira

Sifat-sifat Singkuni

- Ahli Adu Domba 

Pada kisah pewayangan, Pandu Dewanata terlibat dalam sebuah perang melawan muridnya sendiri yaitu Prabu Tremboko dan berakhir pada kematian tragis keduanya. Tragedi berdarah tersebut terjadi akibat politik adu domba yang dilontarkan Sengkuni untuk merebut kekuasaan dari Pandu. 

Destarata selanjutnya menjadi raja ad-interim (sementara) setelah kematian dari Pandu hingga Pandawa (anak-anak Pandu yang akan mewarisi tahta dari kerajaan Astina) tumbuh dewasa.

Namun tak berhenti di situ, Sengkuni gencar melancarkan aksi politiknya dengan mempengaruhi Destarata untuk mau menyerahkan kekuasaannya sementara waktu, kepada sang anak sulungnya Duryudana yang juga keponakan dari Sengkuni. 

Karena rayuan Sengkuni ini, akhirnya Destarata menyerahkan kekuasaannya itu kepada putra sulungnya, Duryudana. Namun hanya untuk sementara waktu saja sampai para pandawa sudah beranjak dewasa dan cukup usia untuk bisa memimpin Astina

- Pematik perang saudara

Kendati begitu, tak ada kata sementara bagi Sengkuni. Ia masih melancarkan tindak kejahatan, menyusun berbagai rencana licik, dan menghalalkan segala cara untuk bisa melenyapkan para Pandawa agar keponakannya itu bisa memimpin di Astina.

Hal ini kemudian menjadi cikal bakal terjadinya perang saudara antara Pandawa dan Kurawa yang selama ini dikenal dengan bharatayudha (Sansekerta adalah perang keturunan Bharata).  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI