Pakar Pendidikan Sebut Literasi Berbasis STEAM Kunci SDM Indonesia Unggul

Iman Firmansyah Suara.Com
Senin, 29 Januari 2024 | 08:30 WIB
Pakar Pendidikan Sebut Literasi Berbasis STEAM Kunci SDM Indonesia Unggul
(Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Literasi di bidang pendidikan memegang peranan sentral dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Peningkatan kualitas pendidikan melalui literasi pendidikan dapat membentuk generasi muda yang memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta mampu berkolaborasi.

Selain itu, literasi pendidikan juga memainkan peran penting dalam mengintegrasikan beragam pengetahuan yang tidak berhubungan secara langsung dalam proses pembelajaran terpadu, memperkuat nilai-nilai karakter dan moral, serta meningkatkan akses dan kesetaraan dalam pendidikan.

Menurut Adelina Holmes, Principal of Sampoerna Academy Pakuwon Indah Surabaya, melalui penguatan literasi pendidikan dalam berbagai dimensi, Indonesia dapat membangun fondasi yang kuat untuk mencapai visi ambisiusnya menjadi negara yang maju dan berdaya saing tinggi pada tahun 2045.

“Dengan fokus pada literasi riset dan pengembangan, pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan inovasi yang mendukung peningkatan sistem pendidikan secara menyeluruh,” katanya dalam keterangan yang diterima Suara.com, Senin (29/1/2024).

Baca Juga: Mau Berantas Koruptor dengan Hukuman Mati, Anak Ayu Azhari Mantap Nyaleg

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Population, Education and Development: The Concise Report menyebutkan bahwa secara keseluruhan menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan bukan hanya tentang peningkatan kualitas hidup individu, tetapi juga memiliki dampak luas terhadap dinamika populasi, pertumbuhan ekonomi, dan perkembangan sosial suatu negara.

“Pendidikan yang mendorong keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kolaborasi, dan komunikasi efektif merupakan jawaban atas tantangan 2045. Tingkat literasi mencerminkan sejauh mana masyarakat memiliki pemahaman dan keterampilan dalam membaca, menulis, dan memahami informasi,” ucap Adelina.

Menurut laporan yang dirilis oleh National Science Foundation, 80 persen pekerjaan di masa depan membutuhkan lulusan dengan keterampilan seperti ini. Dengan mengintegrasikan experiential learning yang diperoleh siswa melalui pembelajaran berbasis proyek, kompetensi ini akan terbangun dalam jangka panjang dan dapat diverifikasi oleh industri.

“Literasi juga mencerminkan inklusivitas pendidikan, di mana akses yang merata dan pemahaman yang mendalam terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk teknologi dan moral, dapat menjadi penanda keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional,” terang Adelina.

Adelina menjelaskan, dalam konteks visi Indonesia Emas 2045, peningkatan literasi dapat menggambarkan efektivitas program pendidikan dalam menghasilkan generasi yang terampil, berdaya saing tinggi, dan mampu menghadapi perubahan global. Pendidikan berbasis STEAM (Sains, Teknologi, Rekayasa, Seni, dan Matematika) memiliki peran krusial dalam menghadapi era transformasi digital, yang menjadi fokus utama dalam visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Mengenal Aminah Cendrakasih, Sosoknya Diabadikan Lewat Google Doodle Hari Ini 29 Januari 2024

“Integrasi STEAM tidak hanya menanggapi kebutuhan teknologi yang terus berkembang, tetapi juga menciptakan lulusan yang memiliki keterampilan kritis dan kreatif yang relevan dengan tuntutan pasar kerja global,” imbuh Adelina.

Pendidikan STEAM memungkinkan siswa untuk berpikir lebih holistik dengan  pemahaman mendalam tentang konsep ilmiah dan teknologi. Dengan basis ini, Indonesia dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi revolusi industri 5.0 dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan inovasi.

“Meski masih dalam tahap persiapan, Revolusi Industri 5.0 berfokus pada penggabungan antara teknologi dan manusia, serta kebutuhan untuk mengembangkan sistem yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan dalam lingkungan produksi,” ujar Adelina.

Adelina pun menegaskan bahwa literasi memainkan peran penting dalam peningkatan produktivitas dan inovasi. Sumber daya manusia yang literat cenderung lebih efisien dalam pekerjaannya dan memiliki potensi untuk menciptakan solusi-solusi inovatif, yang dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Melalui penekanan pada literasi, Indonesia dapat membangun sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global, mengikuti perkembangan terkini, dan berkontribusi positif dalam skenario internasional.

“Literasi menjadi dasar yang kritis untuk menciptakan individu yang dapat beradaptasi dan berkontribusi dalam masyarakat global yang semakin terhubung dan kompleks,” tutupnya.

Setiap tahunnya Sampoerna Academy menyelenggarakan Literacy Festival yang berkolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Perpustakaan Jakarta dan Perpustakaan Nasional, untuk meningkatkan minat baca di kalangan generasi muda. Acara ini juga diselenggarakan untuk mengapresiasi kreativitas siswa Sampoerna Academy yang telah meluncurkan buku di antaranya Elidi and The Ancestor's Garden dan Behaviour Buddies yang ditulis oleh siswa/i Sampoerna Academy.     

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI