Suara.com - Kiprah Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong menuliskan sejumlah pidato ikonik untuk Presiden Joko Widodo sedang ramai diperbincangkan beberapa waktu belakangan.
Namun selain Tom Lembong, ada pula sosok Yusril Ihza Mahendra yang punya rekam jejak mentereng sebagai penulis pidato presiden. Bahkan Yusril sudah menuliskan ratusan pidato sepanjang bekerja untuk tiga presiden, yakni Soeharto, BJ Habibie, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Pengalaman saya menulis pidato presiden tidak hanya (untuk) Pak Harto. Pidato Pak Harto yang saya buat sekitar 86, pidato Pak Habibie sekitar 100-an, kemudian pidato Pak Susilo Bambang Yudhoyono itu hampir 400 saya buat,” tuturnya, dikutip dari kanal YouTube Yusril DotTV pada Sabtu (27/1/2024).
Lantas siapa sebenarnya Yusril Ihza Mahendra hingga mendapat kepercayaan menuliskan ratusan naskah pidato untuk presiden?
Baca Juga: Bela Luhut dkk, Budiman Sudjatmiko Serang Balik Tom Lembong: Gak Ada Pemadam Kebakaran!
Profil Yusril Ihza Mahendra
Prof. Dr. H. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., adalah seorang politisi, advokat, akademisi, sekaligus pakar hukum tata negara kelahiran Belitung Timur, 5 Februari 1956. Yusril adalah anak ke-6 dari 11 dari pasangan Idris bin Haji Zainal Abidin dan Nursiha binti Jama Sandon.
Memasuki usianya yang ke-67 tahun, Yusril merupakan salah satu tokoh publik yang bergabung di banyak kabinet pemerintahan. Hal ini tentu sejalan dengan pendidikannya yang mendalami bidang hukum.
Yusril menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Perguruan Islam Belitung sebelum melanjutkan ke jenjang S1 Ilmu Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selain itu, Yusril juga berkuliah di S1 Ilmu Filsafat UI. Bidang filsafat ini bahkan terus ditekuninya hingga jenjang S3 di almamater yang sama.
Yusril juga pernah mengikuti program pascasarjana bidang filsafat di Graduate School of Humanities and Social Sciences, University of Punjab di Lahore, Pakistan. Yusril kemudian menerima gelar Doctor of Philosophy dalam Ilmu Politik dari Universiti Sains Malaysia di Penang, Malaysia pada tahun 1993.
Baca Juga: Potret Franciska Wihardja Pakai Baju Adat, Istri Tom Lembong Tetap Menawan Tanpa Tenteng Tas Branded
Perjalanan pendidikannya tak berhenti sampai di situ. Sebab pada tahun 1998, Yusril dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Hukum Tata Negara oleh Universitas Indonesia. Yusril kala itu membacakan pidato pengukuhan bertajuk “Politik dan Perubahan Tafsir Konstitusi”.
Yusril memulai kariernya di bidang akademik sebagai pengajar FH UI. Lalu setelahnya Yusril mulai ditarik untuk bekerja di pemerintahan, yakni diawali dengan bergabung di Kementerian Sekretaris Negara yang kala itu dipimpin oleh Moerdiono. Di sanalah Yusril mulai bertugas menuliskan naskah pidato untuk Soeharto, termasuk pidato pengunduran dirinya pada tahun 1998.
Yusril kemudian melanjutkan pekerjaannya di era pemerintahan BJ Habibie. Lalu di era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yusril ditunjuk untuk menjadi Menteri Hukum dan Perundang-undangan periode 1999-2001.
Yusril tetap bekerja di kabinet selepas Megawati Soekarnoputri naik menjadi presiden, yakni menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM periode 2001-2004. Setelah itu, SBY melantiknya menjadi Menteri Sekretaris Negara periode 2004-2007 dan kembali bertanggung jawab menuliskan naskah pidato presiden.
Yusril juga dikenal aktif berorganisasi sejak masih muda. Hingga kemudian Yusril ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ketika partai itu baru berdiri pada 17 April 1998. Sempat turun dari jabatan tersebut, Yusril lalu kembali menjadi Ketum PBB pada 26 April 2015 dan masih menjabat hingga sekarang.