Jejak Karier dan Prestasi Sri Mulyani, Santer Diisukan Mundur dari Menkeu

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 27 Januari 2024 | 14:55 WIB
Jejak Karier dan Prestasi Sri Mulyani, Santer Diisukan Mundur dari Menkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan (Menkeu) kian santer. Jika benar, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut Jokowi harus siap kehilangan menteri yang dianggap paling punya kredibilitas.

Sementara itu, isu tersebut telah dibantah oleh Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo. Lalu, apakah betul Sri Mulyani menjadi menteri yang paling punya kredibilitas? Mari cari tahu melalui jejak karier dan prestasinya.

Jejak Karier dan Prestasi Sri Mulyani

Sri Mulyani pernah menjadi asisten pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Kemudian, ia juga kerap dipercaya untuk menjabat sebagai Asisten Profesor di University of lllinois at Urbana, Amerika Serikat.

Baca Juga: Ditanya Soal Sri Mulyani Mundur, Luhut: Nggak Ada!

Ia lalu menjabat Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS pada 1994. Sri Mulyani juga menjadi Anggota Kelompok Kerja General Agreement on Trade in Services (GATS) Departemen Keuangan pada 1995.

Tak hanya itu, ia pada tahun 1998 berkarier sebagai Dosen Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen UI. Di sana, ia bahkan menjadi redaktur jurnal kampus yang berjudul “Manajemen Usahawan Indonesia”.

Sri Mulyani juga sempat menjadi bagian dari Research Associate, Wakil Kepala Pendidikan, dan Wakil Kepala Bidang Penelitian di FE-UI. Ia sering terlibat dalam penelitian bidang ekonomi moneter, perbankan, dan tenaga kerja.

Hasil risetnya itu cukup banyak. Adapun di antaranya bertajuk Research Demand for Housing, World Bank Project pada tahun 1986 serta Country Economic Review for Indonesia bersama Asian Development Bank pada tahun 1999.

Kariernya di UI pun kian membaik usai ia dilantik menjadi Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi pada Juni 1998. Ia juga cukup sering tampil di berbagai seminar hingga media massa.

Baca Juga: Nasib Ekonomi RI Jika Sri Mulyani Tinggalkan Jokowi

Lalu, berkat analisanya yang kritis dan tajam, Sri Mulyani dipercaya menjadi penasehat pemerintah bersama pakar ekonom lain. Tepatnya dalam Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Selanjutnya pada tahun 2001, Sri Mulyani pergi ke Amerika Serikat dan bergabung dengan USAid sebagai konsultan. Ia memberikan saran atau nasihat soal cara mendesain program S2 untuk perkuatan universitas yang ada di daerah.

Selain itu, ia pun sempat menjadi dosen di Georgia University. Kerennya lagi, wanita kelahiran tahun 1962 ini bahkan pernah bergabung dengan IMF untuk menjabat Executive Director yang mewakili 12 negara di Asia Tenggara.

Lalu, begitu kembali ke Indonesia pada 2004, ia diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tepatnya bergabung ke kabinet sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas. 

Tak lama, yakni pada 5 Desember 2005, SBY mengumumkan perombakan kabinet. Saat itu, jabatan Sri Mulyani digeser menjadi Menteri Keuangan (Menkeu). Ia juga pernah ditunjuk sebagai Plt Menko Bidang Perekonomian.

Berkat kemampuannya itu, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia oleh Emerging Markets pada tahun 2006. Ia juga menorehkan berbagai prestasi lain melalui penghargaan yang kerap diterimanya.

Di mana ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia edisi Oktober 2007. Tak lupa, ia turut menjadi wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes pada tahun 2008.

Di sisi lain, Sri Mulyani pada Mei 2010, mengundurkan diri sebagai Menkeu karena dipercaya menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ia merupakan wanita dan orang Asia pertama yang berhasil menduduki jabatan tersebut. 

Selang enam tahun, Presiden Jokowi meminta Sri Mulyani untuk menjadi Menteri Keuangan periode 2016-2019 menggantikan Bambang Brodjonegoro. Kemudian, ia kembali mengemban amanah ini untuk periode 2019-2024.

Selama menjadi Menkeu, Sri Mulyani kerap menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, mengurangi biaya pinjaman dan mengelola utang serta membuat para investor bisa lebih percaya.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dipimpinnya dengan baik sehingga ada banyak perubahan fundamental yang terjadi. Tak heran jika ia menjadi Best Minister in the World" pada World Government Summit (2018) di Dubai.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI