Suara.com - Riwayat pendidikan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka tengah menuai sorotan. Ia diketahui pernah mengikuti program Insearch di University of Technology Sydney (UTS) usai lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS).
Banyak yang meragukan institusi pendidikan tempat putra Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu berkuliah. Namun, terlepas dari hal ini, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea ternyata juga pernah berkuliah di MDIS.
Mengutip dari Linkedln pada Jumat (26/1/2024), Hotman Paris Hutapea sempat menempuh pendidikan S2 Ilmu Hukum di UTS Australia. Sebelumnya, pengacara kondang itu berkuliah S1 di Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Katolik Parahyangan.
Dengan Gibran Rakabuming Raka dan Hotman Paris Hutapea yang pernah berkuliah di UTS Australia, mungkin ada sejumlah pihak yang penasaran dengan biaya perkuliahan di sana. Berikut ringkasannya.
Baca Juga: Isu Sri Mulyani Mundur Kian Kencang, Jokowi Bakal Terima Dampak Ini
Melansir dari laman UTS, perguruan tinggi yang berada di Australia ini menawarkan banyak pilihan program studi. Mulai dari Bisnis, Komunikasi, Desain Arsitektur dan Bangunan, Pendidikan, Kesehatan, Teknologi Informasi, Hukum, dan masih banyak lagi.
Perguruan tinggi ini juga mematok biaya yang berbeda-beda untuk calon mahasiswanya, bergantung dengan jurusan yang hendak diambil. Berikut merupakan kisaran uang kuliah untuk siswa internasional.
- Program Undergraduate: Berkisar antara 12.880– 18.835 US Dollar per sesi atau setara Rp203 hingga 297 juta.
- Program Postgraduate Coursework: Berkisar antara 13.480 – 20.400 US Dollar per sesi atau setara Rp213 hingga 322 jutaan.
- Program Postgraduate Research: Berkisar antara 12.200 – 15.505 US Dollar per sesi atau setara Rp192 hingga 246 jutaan.
Setiap mahasiswa juga dibebankan dengan beberapa biaya tambahan. Meliputi biaya pendaftaran untuk siswa internasional senilai Rp1,6 juta, paket biaya penawaran untuk siswa intenasional sebesar Rp1,7 juta.
Kemudian, ada pula biaya aplikasi paket pembayaran senilai Rp2,8 juta, biaya pemulihan Rp3,9 juta, surat catatan mahasiswa Rp505 ribu, kartu pelajar pengganti Rp474 ribu, dan retribusi sebesar Rp49 juta