Suara.com - Komisaris PT KAI sekaligus mantan Ketua PBNU Said Aqil Siradj hingga kini masih aktif menjabat meskipun telah menyatakan dukungannya terhadap paslon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Berbeda dengan Abdi Negara atau Abdee Slank yang memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai komisaris PT Telkom.
Pihak Kementerian BUMN telah menekankan bahwa pengunduran diri dilakukan para petinggi perusahaan BUMN jika mereka mengikuti kampanye para paslon dukungan mereka secara aktif.
Sementara itu, Abdee Slank yang menyatakan dirinya telah mengundurkan diri dari jabatannya tersebut usai terlibat dalam kegiatan kampanye paslon nomor urut 3, Ganjar- Mahfud MD.
Baca Juga: Yakini Pernyataan Jokowi Tak Akan Disalahgunakan ASN, Polri dan TNI, Anies: Sumpah Itu Harus Dijaga
Sedangkan untuk status komisaris utama Said Aqil ini sendiri pun diungkap oleh stafsus Kementerian BUMN, Arya Sinulinggga.
“Kalau Pak Abdee itu kan dia aktif ikut kampanye, tapi kalau pak Said tidak (ikut kampanye). Pak Said hanya menyatakan dukungannya terhadap salah satu paslon, begitu juga dengan Pak Ahok (komisaris PT Pertamina). Kalau sudah ikut kampanye, ya silahkan mengundurkan diri. Kalau hanya menyatakan dukungan ya silakan saja, asal tidak kampanye,” ujar Arya dalam keterangannya kepada awak media pada Senin (22/01/2024) lalu.
Said Aqil sendiri telah mengungkapkan dukungannya terhadap paslon Anies-Cak Imin sejak beberapa waktu yang lalu, tetapi tidak ikut aktif dalam kegiatan kampanye pasangan nomor urut 1 tersebut.
"Walau mungkin saya tidak ada gunanya, seperti semut, tapi ketahuilah bahwa saya ada di pihak paslon nomor 1," ungkap Said dalam acara haul ke-45 Kyai Bisri Syansuri yang digelar di Jombang pada Sabtu (13/1/2024) lalu.
Sosok Said Aqil pun kini menjadi perhatian usai dirinya secara terbuka memberikan dukungan terhadap Anies - Cak Imin. Simak inilah profil dan kekayaan Said Aqil selengkapnya.
Baca Juga: Anies Bakal Terapkan Kesetaraan Antara Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama
Profil Said Aqil
Pria bernama lengkap Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A. ini dikenal sebagai mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) selama dua periode sejak 2010 hingga 2021.
Sebelum menjadi seorang ulama, Said menghabiskan masa kecilnya di Cirebon, Jawa Barat dan memilih menjadi santri di Pondok Pesantren KHAS, Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Said menjadi salah satu keturunan Wali Songo, yaitu Sunan Gunung Djati.
Sejak masih berada di pesantren, Said aktif mengikuti kegiatan organisasi Keislaman. Ia pun pernah didaulat sebagai sekretaris dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Krapyak, Yogyakarta periode 1972-1974.
Tak hanya di Cirebon, Said sempat menimba ilmu agama di Ponpes Lirboyo Kediri, Jawa Timur dan Ponpes Al Munawwir Bantul, Yogyakarta. Selepas menyelesaikan pendidikannya di pesantren, Said melanjutkan pendidikan di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah di Fakultas Ushuluddin dan berhasil lulus pada tahun 1982.
Kemudian, Said menempuh pendidikan agama di Universitas Ummul Qura, Makkah jurusan Perbandingan Agama dan berhasil meraih gelar magisternya pada tahun 1987. Selama menjadi mahasiswa S2, Said pernah menjabat sebagai Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Makkah masa khidmat 1983 hingga 1987.
Tak hanya itu, Said juga mengambil pendidikan doktornya di Ummul Qura jurusan Aqidah & Filsafat Islam pada tahun 1994 hingga berhasil membuatnya meraih gelar profesor.
Sekembalinya Said ke Indonesia, ia langsung aktif dalam berbagai kajian, penelitian, hingga kegiatan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Said pun pernah terpilih sebagai anggota MPR RI fraksi mewakili Nahdlatul Ulama pada tahun 1999 hingga 2004.
Kiprahnya selama puluhan tahun di NU membuat Said akhirnya mencalonkan diri sebagai calon Ketum PBNU pada masa khidmat 2010-2015. Said terpilih sebagai Ketua PNBU dalam Muktamar ke-32 NU yang digelar di Makassar, Sulawesi Selatan pada tahun 2010 lalu.
Pada Muktamar NU Ke-33 di Jombang, Jawa Timur tahun 2015, Said kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk masa khidmat kedua, yaitu 2015 hingga 2020.
Said juga sempat menjabat sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon serta pimpinan Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan.
Pada tahun 2021, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Said Aqil sebagai komisaris utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) hingga saat ini.
Kekayaan Said Aqil
Said sendiri pernah melaporkan LHKPN nya saat ia masih menjadi anggota MPR RI tahun 2001 lalu dengan total kekayaan mencapai Rp2,8 miliar. Dalam LHKPN tersebut, Said tercatat memiliki tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Malang, dan Cirebon dengan total senilai Rp 1,21 miliar.
Ia juga tercatat memiliki alat transportasi dan mesin yang terdiri dari Mobil Toyota Corolla, Toyota Kijang, Motor Yamaha, dan Motor Honda yang bernilai Rp 231,5 juta. Said juga tercatat memiliki harta kas dan setara kas senilai Rp1,3 miliar.
Kontributor : Dea Nabila