Suara.com - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberi pernyataan keras pada mantan Menteri Perdagangan sekaligus mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. Luhut meragukan intelektualitas pria yang kini berstatus Co-Captain Timnas pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) itu.
Luhut menilai pria yang akrab disapa Tom Lembong itu telah salah memberikan informasi sebagai pimpinan Timnas AMIN. Kesalahan yang dimaksud Luhut adalah pernyataan tentang harga nikel yang anjlok. Simak riwayat pendidikan Luhut yang meragukan intelektual Tom Lembong berikut ini.
Riwayat Pendidikan Luhut

Luhut Binsar Pandjaitan menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Yayasan Cendana yang dimiliki oleh perusahaan minyak Caltex. Diketahui ayah Luhut adalah karyawam Caltex, salah satu merek minyak bumi dari Chevron Corporation yang digunakan di lebih dari 60 negara di Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan Selatan Afrika.
Setelah lulus SD, Luhut melanjutkan pendidikannya di SMP Yayasan Cendana. Tamat dari SMP, dia memilih SMAN 1 Pekanbaru sebagai sekolahnya. Di SMA, Luhut pernah mewakili daerahnya ke PON (Pekan Olahraga Nasional) di Bandung, Jawa Barat melalui cabang Renang.
Namun, orang tuanya memindahkan Luhut untuk menyelesaikan pendidikan SMA di SMAK 1 PENABUR Bandung. Semasa SMA, Luhut menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa untuk menentang Orde Lama dan PKI.
Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat pada tahun 1967. Tepat 3 tahun kemudian, Luhut meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik tahun 1970 sehingga mendapat penghargaan Adhi Makayasa.
Karier militer Luhut banyak dihabiskan di Kopassandha TNI AD. Di kalangan militer, Luhut dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81. Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya seperti Komandan Grup 3 Kopassandha, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Ketika menjadi perwira menengah, pengalaman Luhut berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor). Kesatuan baret merah Kopassus itu menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.
Selain itu Luhut meraih gelar Masters in Public Administration di George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat. Dia juga pernah berkuliah di National Defense University di Amerika Serikat.
Baca Juga: Tom Lembong Habis! Dirujak Para Menteri Jokowi Karena Klaim Beri Contekan
Luhut juga aktif mengikuti beberapa kursus untuk menunjang karier militernya antara lain: