Suara.com - Aktivis sekaligus musisi Melanie Subono tidak sepakat dengan kesetaraan gender yang selama ini digaungkan di Indonesia maupun di dunia.
Sebagai sosok yang sudah belasan tahun membela kaum marjinal dan aktivis pembela hak perempuan, Melanie Subono menilai kesetaraan gender tidak akan pernah tercapai karena setiap manusia yang lahir memiliki gender berbeda, sehingga tidak akan pernah setara.
"Gue nggak suka kata kesetaraan gender. Kita lahirnya beda, lo mau ngebohongin Tuhan. Gender nggak akan setara lah. Emang lahirnya udah beda, lo punya apa, dia punya apa. Kita (perempuan) bisa ngelahirin. Kita fokusnya salah," ujar Melanie dalam wawancara khusus dengan suara.com beberapa waktu lalu.
Alih-alih percaya pada kesetaraan gender, perempuan berusia 47 tahun itu lebih percaya pada kesetaraan hak. Contohnya, baik lelaki maupun perempuan punya hak sekolah lebih tinggi, sama-sama berhak menjadi pemimpin, termasuk berhak menentukan jalan hidupnya, apakah ingin memiliki anak atau menunda anak.
Baca Juga: Melanie Subono Sebut Rano Karno dan Faank Wali Adalah Pria Terganteng Versinya
"Nggak akan pernah setara, dong. Gue bisa melahirkan dan cowok tidak. Tapi gue percaya pada kesetaraan hak dan kewajiban," papar perempuan kelahiran Hamburg, Jerman, 20 Oktober 1976 silam itu.
Di sisi lain, Melanie bercerita bahwa dirinya sebagai penyanyi pernah membuat lagu untuk membuat perempuan bangkit dengan judul 'Hei Perempuan'. Sayangnya, lagu itu dibredel dan dilarang diputar di berbagai media seperti radio dan sebagainya.
Padahal, lagu dan video klip 13 tahun lalu itu menggandeng beberapa tokoh ternama seperti penyanyi Tere dan istri Munir Said Talib, Suciwati. Munir adalah seorang aktivis dan pejuang HAM di Indonesia, yang tewas diracun saat melakukan perjalanan udara menuju Belanda pada 7 September 2004 silam.
Di momen tersebut dirinya sadar jika banyak pihak yang khawatir jika perempuan bergerak maju, lantaran berpikir jika perempuan bergerak maka ia bisa memiliki kekuatan yang hebat.
"Ada yang sebetulnya suatu hal yang mereka takuti dari perempuan. Perempuan itu bisa sangat kuat sebenarnya. Gue pikir, kalau mau menyelamatkan bangsa ini, selamatkan perempuan dan anak-anak," pungkas dia.