Suara.com - Pernyataan Gibran soal perusahaan milik Elon Musk, Tesla yang masih menggunakan nikel dalam debat cawapres pada Minggu (21/01/2024) kemarin sempat menuai kontroversi. Dalam debat tersebut, Gibran menyindir pernyataan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang berencana mengganti nikel tersebut dengan bahan baku lain.
Gibran pun mengungkap bahwa perusahaan sekelas Tesla pun masih menggunakan nikel.
"Kalau Tesla gak pakai nikel, ini kan kebohongan publik, mohon maaf. Tesla itu pakai nikel Pak dan Indonesia adalah negara yang punya cadangan nikel terbesar sedunia," ungkap Gibran dalam debat tersebut.
Pernyataan Gibran ternyata berbanding terbalik dengan pernyataan yang pernah diungkap oleh Komisaris Pertamina sekaligus mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Baca Juga: Konglomerat Turun Gunung! Djarum, Sampoerna dan Adaro Siap Menangkan Prabowo Satu Putaran
Sebagai petinggi Pertamina, Ahok mengaku bahwa proyek Tesla yang akan segera mengganti nikel dengan bahan baku lain menjadi salah satu contoh bagi Pertamina untuk diimplementasikan di Indonesia.
"Saya kira salah satu masa depan energi kita itu adalah hidrogen. Tapi di sini kita bukan mau kasih kritik soal kendaraan listrik. Sekarang Tesla, China juga sudah meninggalkan baterai yang berbasiskan bahan baku nikel," ungkap Ahok pasca meresmikan SPBH di Jakarta, Rabu (17/01/2024).
Lalu, seperti apa rekam jejak Ahok sebenarnya? Simak inilah selengkapnya.
Rekam jejak Ahok
Basuki Tjahaja Purnama adalah putra daerah Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. Ia lahir dan besar di bumi Laskar Pelangi tersebut hingga bangku SMP. Ia lalu melanjutkan pendidikan SMA dan perkuliahannya di Jakarta.
Baca Juga: Berapa Nilai Ijazah Gibran dari University of Bradford, IPK Tak Sampai 3,0?
Ahok sempat mengaku sang ayah, Alm. Indra Tjahaja Purnama sempat memintanya untuk menjadi dokter. Namun, jalan hidup lain dipilih Ahok ketika ia memutuskan untuk melanjutkan perkuliahan di Universitas Trisakti Jakarta jurusan Teknik Geologi.
Setelah lulus dari kuliah, Ahok memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya dan membangun perusahaan kontraktor sendiri bernama CV Panda yang bekerja sama dengan pertambangan PT Timah pada tahun 1989.
Tak hanya itu, Ahok juga sempat menjabat sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada yang akan membangun pabirk Gravel Pack Sand (GPS) di Belitung Timur. Kiprah bisnis Ahok di dunia kontraktor ini digelutinya.
Pada tahun 1994, Ahok kemudian melanjutkan pendidikan magisternya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya dan berhasil mendapatkan gelar magister manajemen. Ahok juga menjadi pendiri dari pabrik pengolahan pasir kuarsa bernama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Hampir 15 tahun berkareir di dunia kontraktor, Ahok memutuskan untuk masuk ke dunia politik pada tahun 2004 dan menjadi kader Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB). Ahok juga terpilih sebagai Ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur dan terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Tak sampai di situ, Ahok kembali mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri sebagai calon Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Ia berhasil terpilih sebagai Bupati Belitung Timur dengan pasangannya, Wakil Bupati Khairul Effendi.
Dua tahun menjabat sebagai bupati, Ahok memilih untuk mengundurkan diri karena maju dalam Pilgub Bangka Belitung tahun 2007. Sayangnya, Ahok kalah suara dari rivalnya, Eko Maulana Ali.
Setelah dua tahun kegagalannya dalam Pilgub, Ahok kembali mencoba untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2009. Ia akhirnya terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil Bangka Belitung mewakili Partai Golongan Karya (Golkar).
Lagi-lagi, Ahok kembali mencoba peruntungan di dunia politik. Ia didaulat Joko Widodo atau Jokowi sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam Pilgub DKI 2012. Keduanya berhasil menduduki jabatan tertinggi di DKI Jakarta sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih.
Pada 2014, Ahok dilantik sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta lantaran Jokowi mencalonkan diri sebagai calon presiden RI periode 2014-2019. Ahok akhirnya dilantik secara resmi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 14 November 2014 setelah Jokowi dilantik sebagai presiden.
Kasus penistaan agama yang menimpa Ahok di tahun 2016 membuatnya harus mendekam di penjara selama dua tahun. Ahok bebas dari penjara pada tahun 2019 dan didapuk sebagai Komisaris Utama Pertamina pada November 2019.
Kontributor : Dea Nabila