Suara.com - Segala hal terkait Tsamara Amany tengah ramai diperbincangkan publik saat ini. Pemicunya karena politisi muda itu menyampaikan komentar tentang penampilan Gibran Rakabuming saat debat cawapres lalu, namun perkataan Tsamara Amany dinilai blunder.
Hal tersebut membuat nama Tsamara Amany jadi tremding topic di platform X. Apapun yang berkaitan dengan perempuan 27 tahun tersebut jadi pembahasan di media sosial. Salah satu hal yang menarik dikulik ialah riwayat pendidikan Tsamara Amany.
Fakta menariknya, Tsamara Amany pernah menempuh pendidikan jenjang S1 di kampus yang pernah dipimpin oleh Anies Baswedan, capres nomor urut 1, yakni Universitas Paramadina di Jakarta. Diketahui bahwa sebelum terjun ke politik, Anies Baswedan pernah menjadi rektor di kampus tersebut.
Anies Baswedan menjadi pimpinan di kampus tersebut pada periode 2007 sampai 2015, tahun di mana Tsamara Amany juga telah berkuliah di sana.
Dilihat pada akun LinkedIn pribadinya Tsamara Amany menuliskan jenjang sekolah S1 di Universitas Paramadina mulai 2014 dan lulus pada 2018 dengan program studi komunikasi.
Sekitar tiga tahun berselang, Tsamara Amany melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 di Amerika Serikat bersama sang suami Ismail Fajrie Alatas. Mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu berkuliah di Universitas New York pada Januari 2021 sampai Desember 2022.
Pendukung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming
Pernyataan Tsamara Amany yang membela Ginran sebenarnya bukan hal aneh. Sebab, diketahui bahwa dia memang pendukung paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran.
Pasca debat Cawapres beberapa hari lalu, banyak warganet berkomentar kalau Gibran tidak bersikap kurang sopan saat sesi tanya jawab dengan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Baca Juga: Anies Tuding Pemprov DKI Zalim ke Warga Kampung Bayam: Negara Harus Welas Asih
Sebagai pendukung, Tsamara melontarkan pembelaannya terhadap Girbran dengan membuat cuitan di platform X pribadinya @TsamaraDKI.
“Mengapa kalau anak muda yang keras dan kritis selalu dianggap tidak sopan? Tetapi jika yang melakukan itu adalah orang tua ke anak muda selalu dianggap biasa saja, dan kita sebagai anak muda diminta menerima seolah itu sesuatu yang biasa saja. Apakah ini tidak standar ganda?” tulis Tsamara.
Sontak, banyak warganet melontarkan komentar kritikan pedas kepadanya.