Adapun merujuk 'Laudato Si' yang ditulis oleh sang Sri Paus, tobat ekologis berusaha menyelaraskan pandangan teologis terkait dengan tanggung jawab manusia untuk memelihara alam semesta.
Paus Fransiskus menyoroti bahwa manusia kini telah membawa lingkungan alam ke ambang kehancuran. Manusia harus tobat lantaran telah merusak alam semesta.
Meski ditulis oleh kepala Gereja Katolik, tobat ekologis memiliki nilai universal yakni bahwa setiap manusia tak pandang agama bertanggung jawab untuk mengembalikan alam semesta seperti sedia kala.
Nilai tersebut selaras dengan pernyataan Cak Imin yang menyoroti banyaknya wujud kehancuran alam semesta.
Makna Ar Rum: Balasan Mahfud MD ke Cak Imin
![Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut tiga, Mahfud MD menyampaikan pemaparan saat Debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/01/21/90582-debat-capres-cawapres-debat-cawapres-kedua-mahfud-md.jpg)
Mahfud MD juga tak ingin kalah dengan sosok Cak Imin dengan konsep tobat ekologis.
Sosok Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) tersebut mengutip Quran Surat Ar Rum ayat 41.
Ayat tersebut memuat sebuah peringatan yang berbunyi "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Tak jauh berbeda dengan Cak Imin, ayat yang dikutip Mahfud MD tersebut juga memposisikan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan hidup dalam pandangan keagamaaan.
Baca Juga: Rieke PDIP Sebut Aksi Gibran Saat Debat Seperti Pantomime atau Stand Up Comedy
Mengutip penjelasan NU Online, ayat tersebut diwahyukan ke Nabi Muhammad lantaran telah terjadi kerusakan.