Suara.com - Nama Thomas Lembong atau Tom Lembong sempat disebut dua kali oleh Gibran Rakabuming saat debat keempat cawapres pada Minggu (21/1/2024) malam. Sosok itu disebut ketika Gibran melemparkan pertanyaan kepada cawapres 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Mulanya, Gibran menanyakan mengenai pandangan Cak Imin mengenai pemanfaatan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Dia bilang, selama ini Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong getol menggaungkan penggunaan baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) untuk kendaraan listrik tanpa nikel.
"Lithium ferro phosphate, itu sering digaungkan Pak Thomas Lembong itu," kata Gibran melempar pertanyaan di panggung debat semalam.
Mendapat pertanyaan yang 'menjebak', Cak Imin mencoba berkelit. Dia bilang dalam berdiskusi semua ada etikanya. Termasuk diskusi dalam debat Cawapres malam ini.
Baca Juga: Apa Itu Hilirisasi Digital? Sempat Disebut Gibran Rakabuming dalam Debat Cawapres
"Di sini bukan tebak-tebakan defisnisi bukan tebak-tebakan singkatan kita levelnya policy dan kebijakan, prinsipnya sederhana semua kembali pada etika," jawab Cak Imin.
Mendapat jawaban seperti itu, Ginran lantas menyebut Cak Imin tak memahami pertanyaannya. Bahkan ia menuding Cak Imin sekadar mendapat contekan pertanyaan dari Tom Lembong.
"Mungkin Gus Muhaimin juga tak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya. Mungkin dapat contekan dari Pak Tom Lembong itu," kata Gibran.
Siapa sebenarnya sosok Tom Lembong tersebut?
Arsitek Lulusan Harvard
Baca Juga: Intip Harta Kekayaan Tom Lembong, Nilai Koleksi Kendaraannya 0 Rupiah
Tom lahir dari pasangan Yohanes Lembong (Ong Joe Gie) dan Yetty Lembong. Ayahnya seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia yang asalnya dari Manado.
Pria dengan lama lengkap Thomas Trikasih Lembong itu sebenarnya lahir di Jakarta, namun dia tumbuh besar di luar negeri juga lebih lama sekolah di berbagai negara karena pekerjaan orang tuanya.
Tom mengenyam sekolah SD di Jerman hingga berusia 10 tahun. Dia sempat pulang ke Indonesia dan meneruskan SD serta SMP di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Saat SMA, Tom pindah lagi ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Kemudian, Tom menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota di Universitas Harvard dan lulus pada tahun 1994.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom memulai kariernya dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapore) Pte. Ltd pada 1995. Pada situs International Institute for Strategic Studies (IISS) tercatat kalau Tom bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999-2000.
Mulai Masuk Pemerintahan
Awal mula Tom Lembong berada di pemerintahan dengan menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada tahun 2000-2002. Ketika itu, BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang bertugas untuk merekapitalisasi dan merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia pasca Krisis Keuangan Asia pada 1998. Setelah itu, Tom bekerja di Farindo Investments pada tahun 2002-2005.
Sebelum diangkat menjadi menteri dan masuk kabinet, Tom juganseorang pengusaha. Dia menjadi pendiri sekaligus Chief Executive Officer dan Managing Partner di Quvat Management Pte. Ltd. sebuah dana ekuitas swasta yang didirikan pada tahun 2006. Selain itu, dia juga tercatat sebagai presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012 hingga 2014.
Tom lembali terlibat dalam pemerintahan pada 2013 sebagai penasihat ekonomi juga penulis pidato untuk Gubernur Jakarta saat itu, Joko Widodo atau Jokowi. Peran ini berlanjut ketika Jokowi menjadi presiden pada periode pertama tahun 2014. Dia juga sempat dipercaya menjadi Menteri Perdagangan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2015 hingga 2016.