Suara.com - Pernikahan mewah Gus Sunny dan Ning Chasna masih menjadi topik perbincangan hangat berbagai media. Acara ini digelar pada Rabu (17/1/2024) silam di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur.
Digelar secara mewah, membuat sosok orang tua Gus Sunny juga ikut disorot. Adapun pemuda berusia itu 24 tahun merupakan anak dari KH Fahim Royani atau yang lebih akrab disapa Gus Fahim. Berikut informasi soal profilnya.
Profil Gus Fahim
Pemilik nama lengkap KH Fahim Royani itu merupakan putra dari KH Fuad Mun'im Djazuli. Sang ayah adalah satu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur bersama sejumlah kiai besar lainnya.
Gus Fahim sendiri juga menjadi pengasuh di sana sekaligus menjabat Ketua Sub Madrasah. Ia diketahui masih saudara sepupu dengan besannya, Gus Kautsar. Di sisi lain, ayahnya itu telah meninggal dunia pada 2020 silam.
Ia memiliki seorang putra bernama Agus Sunny Dinu Muhammad atau Gus Sunny yang berusia 24 tahun. Anaknya itu menikahi putri Gus Kautsar yang merupakan Ketua Sub Pondok, Ning Chasna Nayluver pada pekan lalu.
Pernikahan anaknya itu digelar secara mewah di Ponpes Al Falah, Ploso. Sebelum menikah, Gus Sunny lebih dulu melamar Ning Chasna pada 27 Oktober 2023 dan momen ini juga sempat menjadi perbincangan publik.
Sang ayah, yakni Gus Fuad meninggal dunia karena disebut-sebut memiliki riwayat penyakit jantung. Ia dianggap sebagai guru sekaligus panutan. Ia juga menjadi pengampu sejumlah kitab rujukan di Ponpes Al Falah, Ploso.
Gus Fahim juga aktif memberikan kajian untuk para santri. Dalam acara Haul ke-18 KH Sadjadi Fadlillah di Ponpes Darul Falah Denok Lumajang, Sabtu (1/7/2023), ia mengungkap bahayanya santri yang memilih keluar atau berhenti belajar.
Baca Juga: Ini Sumber Kekayaan Gus Kautsar, Nikahkan Anaknya yang Masih 18 Tahun dengan Gus Sunny
Ia yang mengutip kitab Minhajut Thalibin karya Imam Al Ghazali itu mengatakan, bahaya tersebut ditimbulkan akibat godaan setan. Hal ini disamping keilmuan para santri itu sendiri yang memang belum matang.
"Harus disadari, di luar sana banyak setan yang berkeliaran. Ini bahaya bagi santri yang belum selesai ngaji sudah berhenti. Bisa kita bayangkan setan bisa mengambil santri itu di mana dan kapan saja dengan cara bermacam-macam," kata Gus Fahim.
Menurutnya, peran wali santri dibutuhkan agar anaknya tidak berhenti mondok sebelum waktunya. Meski sudah selesai, lanjut Gus Fahim, mereka tetap perlu mengaji agar hidupnya berkah dan diberi kelancaran rezeki.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti