“Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka." (QS Al-Taubah [9]: 103)
أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ مُفْتَتِحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ مُخْتَتِمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ بِشَرَائِطَ مَخْصُوْصَةٍ
“Ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun tertentu”.
Berdasarkan potongan ayat di atas, baru menggambarkan bentuk shalat secara lahiriyah. Agar dapar melengkapi semua itu, maka kita ikuti definisi shalat dari segi hakikatnya dalam ayat:
“Menghadapkan hati kepada Allah sehingga dapat mendatangkan rasa takut kepada-Nya dan menanamkan dalam jiwa rasa keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya”.
Hadirin rahimakumullah
Shalat yang sempurna merupakan shalat yang dilakukan dengan memenuhi syarat, rukun dan ketentuan lainnya kemudian diikuti dengan gerakan kejiwaan. Dengan begitu ibadah shalat akn berdampak terhadap sikap mental dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Mereka yang sudah mengerjakan shalat dengan baik bisa mencegah dirinya dari perbuatan yang keji dan munkar.
Dengan mengerjakan sholat sesuai tuntunan insya Allah kita akan terhindar dari golongan orang yang mengerjakan shalat, namun pada hakekatnya mereka tidak benarbenar shalat. Nabi Muhammad saw mengatakan kelompok ini dalam salah satu hadisnya yaitu:
يأَتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلّوْنَ وَلاَ يُصَلُّوْنَ (رواه أحمد)
Baca Juga: Makna Isra Miraj dalam Kehidupan, Perjalanan Nabi Muhammad hingga Turunnya Perintah Sholat
“Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat”. (HR Ahmad, No. 47)