Suara.com - Muncul sosok baru dalam jajaran pendukung capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Sosok tersebut tak lain adalah Abu Bakar Baasyir.
Sikap Abu Bakar dibenarkan oleh putranya, Abdul Rohim.
"Keyakinan beliau pasangan yang bisa memimpin Indonesia adalah paslon nomor satu," ungkap Abdul Rohim kala dikonfirmasi, Senin (15/1/2024).
Huru-hara di tengah publik tak mampu terbendung lantaran fakta bahwa Abu Bakar Baasyir merupakan seorang narapidana teroris yang berafiliasi dengan jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI).
Publik menilai bahwa sikap Abu Bakar ironis lantaran dulu ia pernah menolak demokrasi namun kini mendukung Anies-Cak Imin dalam kontestasi demokrasi.
Pendidikan Abu Bakar Ba'asyir sempat menjadi sorotan lantaran ia pernah mendirikan sebuah pesantren. Ia sendiri merupakan santri di salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia.
Berikut rekam jejak Abu Bakar Baasyir yang kini menjadi pendukung Anies-Cak Imin.
Masa sebelum terjerat terorisme: Jadi santri dan dirikan pesantren
Jauh sebelum berafiliasi dengan terorisme, Abu Bakar Ba'asyir merupakan seorang santri.
Baca Juga: Dukung Perubahan, Genz dan Milenial Luncurkan One Day One AMIN
Ia sendiri merupakan alumnus Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, salah satu pesantren ternama di Tanah Air,
Abu Bakar juga melanjutkan studinya ke Fakultas Dakwah Universitas Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah.
Tercatat, Abu Bakar juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Islam Solo.
Terjerat terorisme hingga dijebloskan ke penjara
Lambat laun, Abu Bakar Ba'asyir menolak konsep demokrasi, ideologi Pancasila, hingga terlibat dalam aksi terorisme.
Adapun Abu Bakar Ba'asyir dituduh telah menghasut publik untuk menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga menyuarakan bahwa hormat kepada Bendera Merah Putih adalah tindakan syirik.
Ia akhirnya ditangkap bersama dengan sosok dedengkot Jamaah Islamiyah, Abdullah Sungkar paada 1983 silam.
Pengadilan akhirnya memberikan izin bagi Abu Bakar untuk menempuh tahanan rumah. Sayangnya, ia memanfaatkan tahanan rumah untuk kabur ke Malaysia.
Kala ia berdakwah di Malaysia, Amerika Serikat memasukan Abu Bakar Ba'asyir dalam daftar teroris pada 1985.
Abu Bakar akhirnya kembali ke tanah air dan terlibat dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) sekaligus Jamaah Islamiyah.
Sebagai informasi, Jamaah Islamiyah adalah jaringan teroris yang terlibat dalam serangkaian serangan bom yakni Bom Bali 2002 yang disusul oleh Bom Bali 2005.
Abu Bakar akhirnya turut terbukti bersalah atas konspirasi di balik Bom Bali 2002 dan diadili pada 3 Maret 2005.
Tak cukup di situ, pada 16 Juni 2011, Abu Bakar juga dinilai terlibat dalam pendanaan latihan teroris di Aceh dan mendukung terorisme di Indonesia.
Abu Bakar kini resmi keluar dari tanahan Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat pada 8 Januari 2021.
Kontributor : Armand Ilham