Apa Itu Carok? Tragedi Berdarah Menewaskan 4 Orang di Bangkalan, Sejarahnya Sejak Abad 18

Rifan Aditya Suara.Com
Minggu, 14 Januari 2024 | 18:19 WIB
Apa Itu Carok? Tragedi Berdarah Menewaskan 4 Orang di Bangkalan, Sejarahnya Sejak Abad 18
Apa Itu Carok (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terjadi tragedi carok di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan. Kejadian berdarah ini berlangsung pada Jum'at malam. Carok berhenti setelah empat nyawa melayang. Bagi pembaca yang belum mengetahui apa itu carok, simak pengertian dan sejarah apa itu carok di sini.

Peristiwa carok di Bangkalan saat ini sudah diatasi oleh polisi. Mereka telah mengamankan pelaku dan menyelidiki perkelahian maut tersebut. 

Diketahui bahwa kejadian itu berawal dari cekcok lampu sorot motor mengenai mata. Peristiwa cekcok itu berlangsung di pinggir jalan raya. Salah satu terduga pelaku akan berangkat menuju lokasi tahlilan di Desa Bumianyar. 

Cekcok itu berujung terjadi pemukulan. Usai terjadi pemukulan, salah satu dari dua orang kroban mengajak pelaku berduel carok. Pelaku pulang mengambil dua bilah celurit, di tengah perjalanan pelaku bertemu dengan saudaranya.

Perkelahian pun berlanjut sampai akhirnya menewaskan empat orang.  Lantas apa itu carok?

Pengertian Carok 

Carok merupakan pertarungan yang dilakukan dengan alasan tertentu dan biasanya sangat ekstrem, menyinggung masalah harga diri. Carok biasanya dilakukan secara berkelompok atau antar klan dengan menggunakan senjata. 

Sejarah Carok

Berdasarkan sejarah budaya, carok berasal dari bahasa Kawi Kuno yang artinya perkelahian. Carok melibatkan dua orang atau keluarga besar. Sering terjadi perkelahian melibatkan antar penduduk desa.

Baca Juga: Mengenal Tragedi Bintaro 1987, Kini Terulang di Tabrakan KA Turangga vs Kereta Lokal

Hal ini umum terjadi antar penduduk desa Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan. Jaman dulu, pemicu kejadian Carok terjadi karena perebutan kedudukan di Keraton, masalah perselingkuhan, atau rebutan tanah warisan. Bisa juga karena dendam turun temurun. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI