Prabowo Bantah Anti-Barat: Saya Suka Makan Burger King

Jum'at, 12 Januari 2024 | 13:21 WIB
Prabowo Bantah Anti-Barat: Saya Suka Makan Burger King
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto bersama Raffi Ahmad dan Zulkifli Hasan. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, membantah tuduhan bahwa ia anti-Barat. Sebagai bukti, ia menyebut kesukaannya pada makanan Barat seperti burger dari Burger King.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat dialog dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Jumat (12/1/2024). mengomentari hubungan Indonesia dengan Barat selama era Orde Baru.

Prabowo menekankan, "Saya bukan anti-Barat, saya sebetulnya sangat cinta sama Barat, masalahnya kadang-kadang Barat tidak cinta sama kita."

Pernyataan ini muncul saat ia menanggapi pertanyaan tentang kemandirian pangan, di mana ia mengingatkan peran International Monetary Fund (IMF) dalam pengelolaan pangan Indonesia pada masa lalu.

Baca Juga: Akui Suka Burger King, Prabowo: Saya Sangat Cinta Barat, Masalahnya Mereka Gak Peduli Kita!

Dalam dialog tersebut, Prabowo juga menekankan pentingnya kemandirian pangan. Ia mendesak pemerintah untuk memastikan bahwa petani mendapatkan akses langsung ke pupuk dan bibit subsidi tanpa perantara.

"Jangan pupuk banyak perantaranya dan jangan dibiarkan diperdagangkan itu pupuk subsidi untuk rakyat. Benih dan sebagainya," ujar Prabowo.

Mengenang era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Prabowo memuji pengelolaan pangan yang dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog) saat itu.

Menurutnya, Bulog berhasil mengendalikan harga pangan secara efektif, baik untuk petani maupun konsumen di kota.

Namun, Prabowo menyayangkan bahwa Indonesia kemudian 'menyerah' kepada IMF, yang menurutnya tidak memiliki kepedulian terhadap kepentingan Indonesia.

Baca Juga: Ivan Gunawan Dukung Capres Mana? Kasih Pesan ke Prabowo Subianto Soal Nasib Industri Fesyen

Lebih lanjut, Prabowo mengkritik pandangan neoliberal yang telah menyebabkan berkurangnya jumlah petani di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda.

"Anak-anak muda melihat bapaknya tidak untung, hidupnya susah, nilai tukarnya tidak cocok," jelas Prabowo, menunjukkan bahwa kebijakan pangan harus berorientasi pada kebutuhan strategis bangsa, bukan hanya sebagai masalah niaga.

Pernyataan Prabowo ini menegaskan komitmennya terhadap kemandirian pangan Indonesia dan menunjukkan pandangannya yang lebih luas tentang hubungan Indonesia dengan dunia Barat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI