Infografis
Suara.com - Cuitan kakak Menpora Dito Ariotedjo, Mesty Ariotedjo jadi sorotan warga Twitter (X). Dalam cuitannya pada Rabu (10/1/2024) kemarin, Mesty yang berprofesi sebagai dokter spesialis anak ini mengaku takut punya pemimpin yang punya sifat tantrum dan belum bisa meregulasi emosi.
Diduga cuitan itu menyinggung Prabowo Subianto karena Mesty sempat menyinggung soal kata 'Gobl*k', 'Ndasmu' dan HAM yang melekat erat pada capres nomor 2 itu. Lantas jika Mesty takut punya pemimpin tantrum seperti Prabowo, sang adik Dito Ariotedjo dukung capres siapa? Simak penjelasan berikut ini.
Dito Ariotedjo Dukung Capres Siapa?
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo merupakan politisi Partai Golkar sejak tahun 2016 lalu. Pada tahun 2016 hingga 2022, Dito sempat menjabat sebagai ketua umum pada sayap organisasi kepemudaan Golkar yakni Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI).
Kepiawaian, pengalaman, serta inovasi Dito Ariotedjo dalam berorganisasi mengantarkan dirinya dipercaya untuk menjadi Ketua DPP Partai Golkar Bidang Inovasi Sosial dan Ormas.
Baca Juga: Respons Prabowo Saat Diingatkan Berhati-hati Bicara Agar Tak Emosi
Hal ini turut menjadikan Dito sebagai ketua bidang termuda sepanjang sejarah partai Golkar. Kekinian Dito dipercaya menjabat sebagai Kepala Lembaga Inovasi dan Kreativitas DPP Partai Golkar.
Dalam Pilpres 2024, Partai Golkar mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2024-2029. Namun, sejauh ini Dito Ariotedjo memang tak blak-blakan terkait dukungan capres pilihannya.
Hanya saja Dito pernah membagikan cerita ketika bertemu Prabowo pada akhir tahun 2023 lalu. Dia menganggap Prabowo sebagai seorang mentor.
"Di penutup hari kerja tahun 2023, saya bertemu kembali dengan mentor saya Pak @prabowo untuk bertukar dan menambah ilmu, pengalaman dan refleksi kilas balik momen-momen 'hangat' akhir-akhir ini. Satu kata, rollercoaster," tulis Dito di akun Instagram @ditoariotedjo pada 29 Desember 2023.
"Momen ini mengingatkan saya dulu ketika beliau menjadi salah satu senior pertama yang mengundang saya bertemu di kantornya setelah dilantik menjadi menteri pemuda dan olahraga. Setelahnya, beliau selalu rutin 'mentoring' saya, dari mulai berbagi pandangan kebangsaan hingga bertukar cerita tentang kecintaan beliau kepada Indonesia," sambung Dito.
Baca Juga: Gak Peduli Dikasih Nilai 11/100 oleh Anies, Prabowo: Hati Rakyat Sudah Bersama Kami
"Terima kasih Pak Prabowo atas sharing akhir tahunnya, dan atas pengabdian tanpa henti kepada bangsa ini. Teruslah mencintai Indonesia Bersama kita bersiap sambut 2024 dengan penuh senyum dan hati yang damai," pungkas dia.
Kakak Dito Ariotedjo Takut Punya Pemimpin Tantrum
Cuitan Mesty Ariotedjo, kakak Dito Ariotedjo jadi perhatian. Menariknya, Mesty mengungkap sebagai dokter spesialis anak, dia belum pernah menyinggung soal politik. Baru kali ini Mesty mengaku takut jika memilih pemimpin yang punya sifat tantrum dan belum bisa meregulasi emosinya.
Mesty lalu mengungkap dampak buruk jika seseorang tidak mampu meregulasi emosi maka tidak bisa memecahkan masalah dengan baik. Hal ini seiring dari hasil studi seseorang dapat memecahkan masalah dengan baik jika bisa meregulasi emosinya.
"Aku ga pernah ngomongin politik, tapi kayaknya dari segi dokter anak bisa berkomentar tentang pentingnya ajarkan regulasi emosi pada anak, karena studinya orang yang mampu meregulasi emosi dapat memecahkan masalah dengan lebih baik," bunyi cuitan Mesty pada Rabu (10/1/2024).
Mesty lalu menyinggung soal kata 'gobl*k', 'ndasmu' dan perkara HAM yang selama ini lekat dengan Prabowo. Meski demikian, Mesty mengaku belum mengetahui siapa sosok capres pilihannya di Pilpres 2024 nanti.
"Aku jujur takut, memiliki pemimpin negara yang belum mampu meregulasi emosi, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, seperti gobl*k, ndasmu… apalagi perkara HAM yang belum usai…." sambung Mesty.
"Aku belum tau mau pilih siapa, tapi jelas aku tau gak akan pilih siapa…. Bayangkan, punya anak tantrum aja sulit, bisa bayangin ga punya pemimpin bangsa yang tantrum dan belum bisa regulasi emosi? Aku sih takut. Punten," pungkas dia.
Kontributor : Trias Rohmadoni
