Kpopers Thailand Menentang Kekuasaan Mutlak Militer dan Monarki
Pada tahun 2020, Thailand memanas akibat gelombang demonstrasi yang meminta Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur serta kekuatan monarkinya, yang diwakili oleh Raja Vajiranlongkorn.
Aksi itu merupakan inisiasi dari anak muda. Menurut mereka Prayuth sangat sulit digoyangkan setelah ia mengkudeta pemerintah sipil pada 2014 dan kemudian membuat draf konstitusi yang berpeluang memperpanjang masa jabatannya.
Di sisi lain, monarki dianggap sudah terlalu lama menikmati keistimewaannya, termasuk kebal hukum dengan aturan lese-majeste yang bisa memenjarakan orang yang kritis terhadap kerajaan sampai 15 tahun.
Namun, di masa-masa perjuangan itu munculah sebuah kelompok penggemar K-pop dari Thailand yang menarik perhatian. Kala itu mereka melakukan mobilisasi yang cukup berdampak, mereka melauka penggalangan dana di Twitter salah satunya melalui fanpage Girl Generation yang berhasil mengumpulkan 25 ribu USD dalam waktu 9 jam.
Dalam jangka waktu satu minggu, mereka bisa berhasil meraih galang dana mencapai 128 ribu USD.
Diketahui, donasi itu digunakan untuk membeli alat-alat perlindungan untuk para demonstran seperti helm, jas hujan, hingga sarung tangan untuk melindungi mereka dari tindakan polisi.
Tak hanya itu, sebagian uang juga digunakan untuk pembiayaan bantuan hukum yang dilakukan Thai Lawyers for Human Right untuk menangani pendampingan terhadap demonstran yang tertangkap dan ditahan militer selama aksi itu.