Suara.com - Barisan partai pendukung pengusung pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, pecah.
Terbaru, sekelompok politikus Partai Persatuan Pembangunan atau PPP membentuk Pejuang PPP serta mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Ketua Koordinator Pejuang PPP Witjaksono mengatakan, mendukung Prabowo - Gibran adalah satu-satunya jalan agar partainya bisa menembus parliamentary threshold atau ambang batas kursi parlemen sebesar 4 persen dari total suara sah Pemilu 2024.
Untuk diketahui, PPP adalah salah satu partai yang tergabung dalam koalisi pengusung Ganjar - Mahfud MD.
Baca Juga: Prabowo Kembali Gaungkan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa, Siapa Arsiteknya?
"Kami akan bekerja keras, Insya Allah. Kami bekerja berdasarkan data sehingga mempunyai tujuan. Berdasarkan hal itu, keputusan kami adalah masuk ke Prabowo - Gibran,"kata Witjaksono saat berada di rumah Prabowo, Jalan Kertanegara V, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024) malam.
Menurutnya, Prabowo - Gibran adalah pasangan yang berpeluang paling besar untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2024.
"Kami yakin menang satu putaran," kata dia.
Rosan Roeslani, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran, mengakui menyambut baik dukungan Pejuang PPP.
"Pejuang PPP sudah diterima langsung oleh Pak Prabowo. Ini adalah tambahan semangat bagi koalisi," kata dia.
Baca Juga: Anies Baswedan Kian 'Mesra' dengan PDI Perjuangan, Kode Bakal Kolaborasi?
PDIP Respons 'Pembajakan' PPP
Jauh sebelum terang-terangan membelot dari keputusan nasional PPP, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sudah pernah menyoroti manuver Pejuang PPP.
Sabtu 6 Januari 2024, Hasto melontarkan kritik terkait etika politik, setelah Ketua TKN Prabowo - Gibran, yakni Rosan Roeslani menghadiri acara deklarasi Pejuang PPP.
"Ini ada persoalan etika, ada upaya politik devide et impera era kolonial Belanda," kata Hasto.
Hasto mengkritik Rosan Roeslani yang menurutnya lupa terhadap perjuangan PPP selama rezim otoriter Soeharto.
"PPP sejak lama membangun demokrasi, termasuk melawan pemimpin otoriter Pak Harto. Kami sangat menyesalkan politik saudara Rosan," kata Hasto lagi.
Apalagi, kata dia, PDIP secara organisasional selalu membela PPP termasuk saat bersama-sama mengusung Jokowi dalam dua periode pilpres.
"Itu karena kami menganggap PPP adalah kawan, satu kesatuan kebenaran, kekuatan yang berasal dari rakyat."
Menurut Hasto, 'pembajakan' PPP justru memperlihatkan kubu 02 tengah panik menghadapi pertarungan jelang Pilpres 2024.
"Itu menunjukkan kepanikan kubu 02 sampai-sampai melakukan cara politik kotor, melakukan pembelahan seperti itu," tegas Hasto.