Suara.com - Mengenal Siti Atikoh, istri dari Ganjar Pranowo Calon Presiden (Capres) dalam pilres 2024 yang turut mencuri perhatian publik. Tentu kesusesan Ganjar tak lepas dari peran dan dukungan sang istri. Simak silsilah keluarga Siti Atikoh yang disebut keturunan Kiai NU.
Siti Atikoh kerap terlihat mendampingi sang suami ketika menjalankan tugas baik sebagai gubernur maupun kampanye pemilu 2024 ini. Terlebih lagi peran perempuan ini juga sudah terbukti dari posisi Ganjar Pranowo sekarang ini sampai menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
Tak heran jika banyak yang penasaran seperti apa sosok dibalik Capres yang diusung PDIP ini. Pernah jadi anak buah Jokowi dan Ahok, inilah profil Siti Atikoh istri Ganjar Pranowo.
Profil Singkat Siti Atiko
Siti Atikoh Supriyanti ini merupakan seorang wanita uang berusia 51 tahun. Ia lahir di Purbalingga, pada tanggal 25 November 1971. Sama dengan sang suami, ia merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Alumni fakultas Teknologi Pertanian UGM tahun 1997 tersebut adalah adik kelas Ganjar Pranowo saat duduk di bangku kuliah. Sudah menjalin kedekatan sejak zaman kuliah, mantan Gunernur Jawa Tengah itu bahkan turut menemani wisuda sang istri, hingga sempat berfoto bersama.
Selang dua tahun usai wisuda, pasangan ini pun akhirnya menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Selain menjadi istri Ganjar Pranowo, ia juga menjabat sebagai ex officio.
Silsilah Keluarga Siti Atikoh
Perempuan yang akrab disapa dengan Atik ini merupakan anak dari pasangan Akhmad Musodik Supriyadi dan juha Astuti Supriyadi. Terkuat bahwa, sang ayah merupakan putra dari Kiai Hisyam Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Rourlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Desa Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah.
Baca Juga: PDIP Soal Potensi Koalisi Dengan Kubu AMIN: Kunci Kemenangan Bukan Di Elite, Tapi Rakyat
Tak sampai di situ, kakek dari Siti Atikoh ini juga merupakan seorang ulama besar yang pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selana tiga periode, terhitung dari tahun 1973 sampai 1983.