Suara.com - Gabriel Attal resmi dipilih oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron sebagai Perdana Menteri baru Perancis pada Selasa (9/1/2024).
Pria 34 tahun itu sebelumnya menjabat sebagai menteri pendidikan. Pengangkatan Attal dilakukan usai PM Elisabeth Borne mengundurkan diri sehari sebelumnya.
Pergantian ini dilakukan cukup cepat mendekati Olimpiade Paris yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Juli-Agustus.
Tidak hanya posisi PM, AFP memprediksi adanya perombakan kabinet secara besar-besaran pada pekan ini sebagai upaya Macron jelang akhir jabatannya.
Baca Juga: Dua Orang Diduga Hina Raja Malaysia Diringkus, Perdana Menteri Juga Diancam
"Presiden republik menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri dan memberikannya tugas untuk membentuk pemerintahan," demikian bunyi pernyataan presiden yang dikutip oleh AFP.
Macron menyebut, Attal memiliki semangat dan komitmen sebagai PM baru. Usai menjadi presiden selama dua periode, Macron tidak dapat mencalonkan diri kembali pada pemilihan presiden tahun 2027.
Profil Gabriel Attal
Attal mulai dikenal warga Prancis, pada masa pandemi Covid-19 saat ia menjabat sebagai juru bicara pemerintah. Ia berhasil meraih popularitas tinggi sebagai salah satu politisi terkemuka di negara tersebut, seperti yang terlihat dalam hasil jajak pendapat terbaru.
Elektabilitasnya bahkan bersaing dengan calon presiden Edouard Philippe sebagai politisi paling populer di Prancis, menurut survei yang dilakukan oleh IPSOS pada bulan Desember. Attal dikenal sebagai seorang menteri yang cerdas, mampu tampil baik di acara radio maupun di dalam parlemen.
Baca Juga: Geert Wilders, Calon Perdana Menteri Belanda Berdarah Sukabumi Tapi Anti Islam
Gabriel Attal pada 2018 lalu secara terbuka mengungkapkan bahwa ia adalah seorang gay alias penyuka sesama jenis. Ia juga mengumumkan hubungannya dengan Stéphane Séjourné, seperti yang dilaporkan oleh Politico.
Politico menambahkan bahwa meskipun keduanya tidak lagi dekat, namun mereka tidak pernah secara terbuka mengonfirmasi perpisahan hubungan mereka.
Ketika menjabat sebagai menteri pendidikan, Attal mengumumkan larangan penggunaan abaya di dalam ruang kelas. Menurutnya, pakaian yang umumnya dikenakan oleh umat Islam tersebut dianggap sebagai suatu ujian terhadap prinsip sekularisme di sekolah negeri Prancis.
Ayah Gabriel Attal, Yves, memiliki keturunan Yahudi Tunisia yang berimigrasi selama Perang Dunia II. Dalam profil yang diulas oleh Le Monde, Gabriel Attal dibesarkan sebagai seorang Kristen Ortodoks oleh ibunya yang berasal dari Rusia.