Suara.com - Bunga Citra Lestari (BCL) masih menikmati momen liburannya di Arab Saudi. Usai menjalankan ibadah umrah bersama suaminya Tiko Aryawardhana juga anaknya Noah Sinclair, BCL jalan-jalan ke daerah Al Ula yang jaraknya sekitar 300 km dari utara Madinah.
Potret liburan BCL di kota tersebut langsung curi perhatian saat diunggah ke media sosial. Tidak hanya karena wujud potretnya yang estetik, namun warganet juga meributkan sejarah kota Al Ula yang dikatakan tempat 'terkutuk' karena tidak disukai oleh Nabi Muhammad.
Pada dua postingan BCL di Instagram pribadinya, warganet pun meributkan keputusan selebriti itu libiran ke tempat tersebut. Meski begitu, ada pula warganet yang meluruskan kalau bukan Al Ula secara khusus yang tidak disukai oleh Nabi Muhammad, melainkan tempat lain yang memang berada dalam satu daerah yang sama.
"Sekarang berbondong bondong lah kalian ke situ krena artis kalian sudah ke situ. Padahal nabi Muhammad saw tidak sudi menginjakan kakinya di Al Ula," komentar warganet dengan akun @zrahxxxx pada postingan terakhir BCL di Instagram yang diunggah pada Selasa (9/1/2024).
"Kawasan Al ula yg dihindari hanya madain saleh (harga) selebihnya boleh dikunjungi," timpal akun @meixxxxx.
"Sebaiknya kawasan tersebut dihindari lebih baik," balas @desdxxxx juga.
"Al Ula itu kota lho, seprrti kota2 lainnya ya di sana banyak penduduknya, rumah2 sekolah, kantor, pasar dll. Yg nabi melewati tergesa2 itu adalah Al hijr/hegra/madain saleh, terletak 25-30 km dari kota Al ula," tutur akun @wennxxxxx.

Sejarah Kota Al Ula Dalam Islam
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa semasa hidupnya, Nabi Muhammad selalu mempercepat langkahnya ketika melewati Kota Al Ula. Bahkan saat berjalan, Nabi Muhammad tidak menoleh ke kanan atau kiri. Selain itu, Ibnu Battutah pernah melewati kota ini dan mencatat bahwa ada rombongan karavan yang bersamanya enggan untuk berhenti di Al Ula.
Baca Juga: BCL Pakai Mantel Punya Ashraf Sinclair Saat Umrah, Sikap Tiko Aryawadhana Dipuji: Berbesar Hati
Keengganan untuk berhenti konon dikaitkan dengan Al Ula yang disebut kota hantu atau kota jin yang terkutuk. Masyarakat Arab kuno sendiri menyebut Al Ula sebagai markas jin yang harus dijauhi karena kaum Nabatean menolak meninggalkan kepercayaan mereka.