Kunyah Permen Karet Bisa Bikin Berhenti Merokok? Ini Faktanya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 09 Januari 2024 | 13:56 WIB
Kunyah Permen Karet Bisa Bikin Berhenti Merokok? Ini Faktanya
Ilustrasi Makan Permen Karet (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada sejumlah anggapan yang dipercaya bisa membuat seorang berhenti dari kebiasaan merokok. Salah satunya ialah dengan mengunyah permen karet

Lantas, benarkan anggapan tersebut? Dokter spesialis paru Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K), FISR, FAPSR menyebut,  permen karet adalah salah satu upaya untuk mengatasi adiksi, withdrawal, juga perilaku.

"Menggunakan permen karet adalah perilaku yang diubah oleh kita, biasanya pegang rokok, kita ganti dengan permen karet," kata dia seperti dikutip dari ANTARA. 

Bagi mereka yang ingin berhenti merokok, lanjut Agus, tidak mesti mengunyah permen karet. Tapi bisa juga dengan melakukan sesuatu yang membuat tangannya sibuk seperti berkebun atau aktivitas lainnya.

Baca Juga: Perokok vs Tidak Perokok: Dampak dan Tantangan Sosial di Masyarakat

Ilustrasi wanita mengunyah permen karet (pixabay) / RobinHiggins.
Ilustrasi wanita mengunyah permen karet (pixabay) / RobinHiggins.

"Kalau orang itu merokok biasanya pegang rokok, setiap hari harus ada sesuatu di mulutnya, maka itu kita harus menggantinya, terapi perilakunya," ujar dia.

Dia melanjutkan, dalam manajemen berhenti merokok, terdapat sejumlah aspek yang perlu diperhatikan yakni tata laksana ketagihan, tata laksana putus nikotin, tata laksana perilaku berupa perubahan perilaku dan tata laksana dukungan lingkungan.

Menurut Agus, komitmen dan motivasi menjadi hal penting. Apabila niat seorang perokok untuk berhenti merokok masih tergolong rendah, maka dia biasanya membutuhkan modalitas untuk berhenti merokok yang lebih banyak.

Modalitas ini biasanya bukan hanya obat, tetapi juga terapi tambahan berupa non-farmakoterapi misalnya hipnoterapi, psikoterapi, akupuntur, rehabilitasi medik. Itu semua harus dikombinasi.

"Biasanya kalau terapi tambahan antara obat dengan kombinasi non-obat, keberhasilannya bisa naik, bisa sampai 60-70 persen, lebih tinggi dibandingkan terapi tunggal," demikian kata Agus.

Baca Juga: Total Banget, Video Dian Sastrowardoyo Belajar Ngelinting di Series 'Gadis Kretek' Tuai Decak Kagum

Berbicara upaya berhenti merokok, Kementerian Kesehatan pernah memberikan kiat berupa "S.T.A.R.T." yang merupakan akronim dari S yakni set yakni menetapkan tanggal mulai berhenti, kemudian T atau tell yakni memberitahukan kepada seluruh lingkungan sehari-hari seperti keluarga dan teman untuk mendukung, lalu A atau anticipate yakni mengantisipasi dan mengenali waktu timbulnya keinginan untuk merokok dan buat rencana untuk menghadapinya.

Selanjutnya, R yakni remove dengan menjauhkan rokok dari jangkauan anda dan buanglah berbagai peralatan yang dapat mengundang ajakan untuk merokok, serta T yaitu talk atau mengonsultasikan ke layanan upaya berhenti merokok.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI