"Emang aku dari dalamnya itu insecure, enggak percaya diri sama diri sendiri, apalagi dapat lingkungan yang enggak mendukung," imbuh Eca.
Sehingga tekanan yang didapatkan oleh Eca semakin lama semakin bertambah dan membuatnya berkecil hati. Gangguan mental yang dirasakan Eca bermula karena pengalaman masa SMA yang buruk.
"Kenapa enggak ada yang bisa jadi teman aku, aku salah apa. Makanya sekarang aku enggak kontekan sama teman-teman SMA," ungkap Eca.
Sebenarnya Eca bukan mengalami perundungan yang sampai melukai fisik. Namun teman-teman SMA tidak memperlakukannya dengan semestinya.
"Waktu SMA aku bukan di-bully, pengalamanku enggak menyenangkan waktu SMA. Orang-orang bilang SMA so fun, for me its not fun at all. Aku nangis setiap hari minta pindah sekolah," ujarnya.
Eca kerap dibicarakan teman-temannya di belakang. Bahkan ia pernah dituding merebut pacar kakak kelasnya, padahal Eca sendiri tidak kenal dengan mereka sama sekali.
"Mungkin ini pengalamannya sangat sepele untuk orang, karena aku enggak di-bully sampai kayak dijambak-jambak gitu, enggak. Tapi buat aku itu menyakitkan dan aku mengalami setiap hari," kata Eca.
Pengalaman buruk selama SMA inilah yang kemudian berdampak pada mental Eca Aura. Sehingga ia memilih menyakiti diri sendiri.