3 Hal yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Menonton Debat Ketiga Pilpres 2024

Minggu, 07 Januari 2024 | 15:45 WIB
3 Hal yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Menonton Debat Ketiga Pilpres 2024
Ilustrasi tiga Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kembali digelar. Debat ketiga yang mempertemukan tiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Debat capres akan dimulai pada pukul 19.00 WIB. Tema untuk debat kali ini ialah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik.

Durasi debat juga tetap sama, yakni 150 menit yang dibagi menjadi 120 menit on air dan 30 menit jeda iklan. Debat juga tetap bakal memiliki enam segmen seperti pada dua debat sebelumnya.

KPU menetapkan jurnalis MNC Group yakni Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki sebagai moderator debat ketiga.

Baca Juga: Timnas AMIN Setuju Dengan Mahfud Md Soal Viral Satpol PP Garut Dukung Gibran: Bagaimana Menghukum Aktor Intelektualnya?

Kendati demikian, ada beberapa hal yang wajib kamu ketahui sebelum menonton debat nanti. Berikut penjelasannya.

Ada 11 Panelis Baru

Dalam tema debat malam nanti, KPU sudah merilis nama-nama panelis yang sudah membuat pertanyaan untuk ditanyakan kepada para paslon. Berikut adalah nama-nama dan latar belakanganya.

1. Hikmawan Juwana, Guru Besar Hukum Internasional di Universitas Indonesia dan Rektor di Universitas Jenderal Ahmad Yani

2. Angel Damayanti, Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol di Universitas Kristen Indonesia.

Baca Juga: 12 Nazar Pemilu Warganet Jika Anies - Cak Imin Menang Pilpres: Ada Beasiswa S1

3. Curie Maharani Savitri, Dosen Hubungan Internasional, ahli kajian industri pertahanan dan ahli teknologi di Universitas Binus.

4. Evi Fitriani, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Indonesia.

5. I Made Andi Arsana, Ahli Aspek Geospasial Hukum Laut di Universitas Gadjah Mada.

6. Ian Montrataman, Dosen Program Studi Hubungan Internasional Ahli Keamanan dan Pertahanan di Universitas Pertamina.

7. Irene Hiraswari Gayatri, Peniliti Pusat Riset Politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional.

8. Kusnanto Anggoro, Pakar Keamanan di Univeristas Pertahanan.

9. Laksamana TNI (Purn) Marsetio, KSAL 2012-2014 dan Ketua Dewan Guru Besar di Universitas Pertahanan.

10. R. Widya Setiabudi Sumadinata, Guru Besar Bidang Keamanan Global di Universitas Padjajaran.

11. Philips J. Vermonte, Dekan Fakultas Ilmu Sosial di Univesitas Islam Internasional Indonesia dan Senior Fellow di CSIS.

Mikrofon Hanya Satu Setiap Capres

Tentu ada peraturan baru mengingat debat kedua kemarin terdapat beberapa evaluasi, capres hanya akan menggunakan satu mikrofon bulit-in atau yang terpasang podium masing-masing.

Penggunaan mikrofon built-in ini sekaligus untuk mengurangi kans capres meninggalkan podium saat debat.

Sebelumnya, pada debat calon wakil presiden (cawapres) yang digelar 22 Desember 2023, cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka sempat meninggalkan podium dan bicara di sisi panggung bagian depan.

"Pada saat rapat tadi disepakati penggunaan podium tetap dilakukan. Dia (podium) posisinya memang seperti jangkar. Kalau yang debat pertama kan tanpa podium, asumsinya orang punya ruang gerak, lebih leluasa. Kalau podium kan dibatasinya di podium," kata anggota KPU RI August Mellaz.

"Yang kedua, mikrofonnya satu saja, jadi (mikrofonnya) tetap di podium. (Mikrofonnya) dipasang di situ. Jadi asumsinya ruang geraknya di podium itu saja," lanjut dia.

Singkatan Wajib Dijelaskan

Aturan baru lainnya pada debat ketiga yakni terkait dengan penggunaan singkatan atau istilah asing. Apabila capres bertanya menggunakan singkatan atau istilah asing saat debat, ia wajib menjelaskan singkatan atau istilah tersebut ke capres lainnya.

"Langkah pertama tentu kita ingatkan ke tim paslon untuk memastikan agar itu (penggunaan singkatan dan istilah asing/tak familiar) tidak terjadi. Tetapi kalaupun itu ada memang sebagai suatu pertanyaan, itu dipanjangkan," kata Mellaz.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI