Salah satu gebrakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim adalah program bernama Indonesian International Student Mobility Awards atau IISMA.
Megutip dari situs resmi iisma.kemdikbud.go.id, IISMA adalah sebuah skema beasiswa yang dibuat oleh Kemendikbudristek untuk mendanai pelajar Indonesia dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar selama satu semester di universitas terkemuka dan industri terkemuka di luar negeri.
Program IISMA ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa terbaik bangsa untuk mempelajari budaya global dan memperkenalkan Indonesia di kancah dunia. IISMA ini memberikan banyak keuntungan bagi para mahasiswa mahasiswi yang terpilih sebagai penerima beasiswa atau sering disebut awardee.
Beasiswa IISMA ini meliputi biaya registrasi, biaya pendidikan, biaya hidup selama di luar negeri, visa dan izin tinggal, tiket pesawat pulang pergi, hingga dana darurat yang disponsori oleh Kementerian Keuangan melalui dana LPDP dengan nilai hingga ratusan juta rupiah per penerima beasiswa.
Sesuai dengan data yang dipublikasikan pada Desember 2022, hingga saat ini ada lebih dari 4000 mahasiswa dan mahasiswi baik di perguruan tinggi maupun pendidikan vokasi yang berhasil menjadi penerima beasiswa IISMA.
Para awardee ini juga berkesempatan untuk belajar di universitas ternama dunia yang berada di 27 negara. Sejak diluncurkan pada tahun 2021, program IISMA ini menjadi salah satu program pengembangan diri paling diminati para mahasiswa mahasiswi dalam beberapa tahun terakhir.
Sayangnya, meskipun program ini disambut baik oleh para mahasiswa, namun masih banyak polemik yang terjadi selama program ini berjalan.
Banyak pihak yang merasa program ini tidak bisa diikuti oleh semua mahasiswa lantaran biaya persiapan termasuk biaya tes bahasa Inggris yang menjadi salah satu syarat peserta tes IISMA ini dianggap terlalu mahal.
Tak hanya itu, banyak juga keluhan dari para penerima beasiswa IISMA yang mengaku pihak kampus mereka tidak menerima konversi SKS perkuliahan seperti yang dijanjikan dalam program ini sehingga mereka harus mengulang kembali semester di Indonesia.
Baca Juga: Ikuti Pengalaman Belajar Sambil Bekerja di BRILiaN Internship Program
Kontributor : Dea Nabila