Saat duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah, KH Marzuki Mustamar telah mempelajari berbagai ilmu agama seperti nahwu, shorof, tasawuf dan ilmu fikih kepada kiai-kiai besar di Blitar, salah satunya Kyai Ridwan.
Bahkan dikabarkan sejak SMP, KH Marzuki Mustamar sudah memahami kitab Mutammimah. Selepas SMP, KH Marzuki Mustamar melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri Tlogo Blitar.
Di sana, ia diasuh oleh beberapa kiai kondang, seperti Kiai Hamzah, Kiai Abdul Mudjib, dan Kiai Hasbullah Ridwan.
Pada tahun 1985 ia lulus MAN dan melanjutkan sekolah formal di IAIN (sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang.
Dari situlah perjalanannya sebagai tokoh ulama mulai terbentuk. Ia bertemu dengan orang-orang yang mampu membawanya sehingga menjadi seorang pendakwah.
Kemudian pada tahun 1994, KH Marzuki Mustamar menikah dengan Saidah, santriwati pondok pesantren Nurul Huda. Saidah sendiri merupakan putri dari Kiai Ahmad Nur asal Lamongan.
Pernikahan tersebut dikaruniai tujuh anak, diantaranya Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M. ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, dan Dina Roisah Kamila.
Saat ini, ulama yang dikenal sebagai bertutur lembut ketika berdakwah ini dicopot jabatannya dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sehingga tak sedikit yang bertanya-tanya apa penyebabnya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan
Baca Juga: Dicopot dari Jabatan Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar: Apa Kesalahan Saya?