Suara.com - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar resmi diberhentikan dari jabatannya pada Rabu (27/12/2023).
Kabar tersebut dibenarkan oleh Mantan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdus Salam Shohib.
Namun, KH Abdus Salam Shohib (Gus Salam) tidak mengetahui secara pasti alasan pencopotan tersebut. Sehingga ia mengarahkan agar bertanya langsung kepada PBNU.
"Penyebabnya bisa langsung konfirmasi ke PBNU," ujarnya pada awak media beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Dicopot dari Jabatan Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar: Apa Kesalahan Saya?
Di sisi lain, cawapres paslon 01 Muhaimin Iskandar ikut mengomentari pencopotan itu. Ia menuturkan jika peristiwa seperti tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Itu urusan internal NU, baru kali ini ada saling mecat, baru kali ini juga dalam sejarah NU, memprihatinkan," kata Cak Imin, (28/12/2023).
Sejak dicopot dari jabatannya, nama KH Marzuki Mustamar jadi buah bibir publik, tak sedikit yang mencari tahu profil hingga rekam jejaknya.
Profil KH Marzuki Mustamar
KH Marzuki Mustamar adalah tokoh ulama kenamaan yang lahir di Blitar pada 22 September 1966. Sejak kecil, ia telah dididik di lingkungan pesantren karena ayahnya adalah seorang kiai.
Baca Juga: Generasi Muda NU Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024, Apa Alasannya?
Dihimpun dari berbagai sumber, KH Marzuki Mustamar kecil diajarkan beternak ayam dan kambing sehingga membentuk karakter serta kemandiriannya.
Saat duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah, KH Marzuki Mustamar telah mempelajari berbagai ilmu agama seperti nahwu, shorof, tasawuf dan ilmu fikih kepada kiai-kiai besar di Blitar, salah satunya Kyai Ridwan.
Bahkan dikabarkan sejak SMP, KH Marzuki Mustamar sudah memahami kitab Mutammimah. Selepas SMP, KH Marzuki Mustamar melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah Negeri Tlogo Blitar.
Di sana, ia diasuh oleh beberapa kiai kondang, seperti Kiai Hamzah, Kiai Abdul Mudjib, dan Kiai Hasbullah Ridwan.
Pada tahun 1985 ia lulus MAN dan melanjutkan sekolah formal di IAIN (sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang.
Dari situlah perjalanannya sebagai tokoh ulama mulai terbentuk. Ia bertemu dengan orang-orang yang mampu membawanya sehingga menjadi seorang pendakwah.
Kemudian pada tahun 1994, KH Marzuki Mustamar menikah dengan Saidah, santriwati pondok pesantren Nurul Huda. Saidah sendiri merupakan putri dari Kiai Ahmad Nur asal Lamongan.
Pernikahan tersebut dikaruniai tujuh anak, diantaranya Habib Nur Ahmad, Diana Nabila, Millah Shofiya, M. ‘Izzal Maula, ‘Izza Nadila, Rossa Rahmania, dan Dina Roisah Kamila.
Saat ini, ulama yang dikenal sebagai bertutur lembut ketika berdakwah ini dicopot jabatannya dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur sehingga tak sedikit yang bertanya-tanya apa penyebabnya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan