Di sisi lain, angka bunuh diri yang tinggi di Korea Selatan bukanlah masalah baru. Pada tahun 2022, jumlah orang di Korsel yang bunuh diri mencapai 12.906 jiwa.
Bunuh diri juga menjadi penyebab kematian terbesar keenam di Korsel pada 2022. Selain itu, bunuh diri menjadi sebab utama kematian pada usia 10-39 tahun selama tahun 2022.
Jadi, bisa diperkirakan rata-rata orang meninggal dunia akibat bunuh diri di Korsel mencapai 35,4 jiwa per-harinya selama tahun 2022.
Seorang penulis buku The New Koreans Michael Breen turut memberi pernyataan mengenai penyebab angka bunuh diri di Korea Selatan tinggi.
"Yang menyebabkan kenaikan angka bunuh diri di Korea Selatan adalah bunuh diri pada orang dewasa. Itu terjadi karena setelah krisis finansial Asia 20 tahun lalu, dan banyak dari itu terhubung dengan situasi ekonomi. Ada banyak sekali kasus bunuh diri orang tua yang ketika mereka sakit, tidak mengonsumsi obat. Mereka tidak ingin menjadi beban bagi keluarganya ataupun orang lain," ungkapnya.
Selain itu, kesehatan mental juga kerap dirahasiakan karena orientasi keluarga hingga budaya.
"Sikap terhadap kesehatan mental, yang dirahasiakan karena orientasi keluarga, budaya, kolektivis, dan masalah psikologis dapat dilihat sebagai beberapa penyebabnya. Bunuh diri bukanlah aksi untuk bertanggung jawab, tetapi malah upaya untuk menghindari tanggung jawab," ungkap Cho Hyun-Seob Presiden Asosiasi Psikologi.
Cara Pemerintah Korsel Atasi Kasus Bunuh Diri
Pada 5 Desember, pemerintah Korsel meluncurkan rencana komprehensif yang menawarkan check up kesehatan mental untuk anak muda Korsel berumur 20-34 tahun setiap dua tahun sekali.
Baca Juga: Review Drama Korea 'Start Up', Lika-liku Mendirikan Bisnis dari Keluarga Kecil
Rencananya, layanan check-up kesehatan mental tiap dua tahun ini juga akan diperluas untuk segala kelompok umur dengan tujuan mendeteksi tanda-tanda peringatan masalah kesehatan mental sejak dini.