Suara.com - Belakangan ini kabar duka mengenai seorang aktor dari Negeri Ginseng masih santer menjadi sorotan. Lee Sun Kyun dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (27/12/2023).
Pemain film Parasite ini ditemukan tewas di dalam mobil.
"Identitasnya telah dikonfirmasi (Lee Sun Kyun)," kata perwakilan pihak polisi.
Melansir dari Soompi, kronologi awal bermula dari pihak kepolisian mendapatkan laporan bahwa ada sosok yang tak sadarkan diri di dalam mobil. Mobil tersebut terparkir di Taman Waryong.
Baca Juga: Review Drama Korea 'Start Up', Lika-liku Mendirikan Bisnis dari Keluarga Kecil
Setelah diselidiki, lelaki yang tak sadarkan diri di dalam mobil adalah aktor Lee Sun Kyun. Selanjutnya, dia dikonfirmasi bahwa sudah meninggal dunia. Dugaannya karena bunuh diri.
Mengingat di dalam mobil tersebut ditemukan briket arang dalam keadaan menyala. Menghirup briket yang menyala di ruangan tertutup terlalu lama memang bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Seperti diketahui, Lee Sun Kyun dikenal sebagai salah satu aktor yang populer di Korea. Dia sudah membintangi banyak film maupun drama hits.
Lee Sun Kyun sendiri merupakan suami dari Jeon Hye Jin. Dia diketahui punya dua anak.
Hingga kini belum diketahui pasti mengenai penyebab kematian Lee Sun Kyun, tetapi muncul dugaan karena dirinya kala tersandung kasus penyalahgunaan narkoba.
Baca Juga: Megawati Hangestri Tak Berdaya, Daejeon Red Sparks Dihajar Pink Spiders
Angka Kasus Bunuh di Korsel Tinggi
Di sisi lain, angka bunuh diri yang tinggi di Korea Selatan bukanlah masalah baru. Pada tahun 2022, jumlah orang di Korsel yang bunuh diri mencapai 12.906 jiwa.
Bunuh diri juga menjadi penyebab kematian terbesar keenam di Korsel pada 2022. Selain itu, bunuh diri menjadi sebab utama kematian pada usia 10-39 tahun selama tahun 2022.
Jadi, bisa diperkirakan rata-rata orang meninggal dunia akibat bunuh diri di Korsel mencapai 35,4 jiwa per-harinya selama tahun 2022.
Seorang penulis buku The New Koreans Michael Breen turut memberi pernyataan mengenai penyebab angka bunuh diri di Korea Selatan tinggi.
"Yang menyebabkan kenaikan angka bunuh diri di Korea Selatan adalah bunuh diri pada orang dewasa. Itu terjadi karena setelah krisis finansial Asia 20 tahun lalu, dan banyak dari itu terhubung dengan situasi ekonomi. Ada banyak sekali kasus bunuh diri orang tua yang ketika mereka sakit, tidak mengonsumsi obat. Mereka tidak ingin menjadi beban bagi keluarganya ataupun orang lain," ungkapnya.
Selain itu, kesehatan mental juga kerap dirahasiakan karena orientasi keluarga hingga budaya.
"Sikap terhadap kesehatan mental, yang dirahasiakan karena orientasi keluarga, budaya, kolektivis, dan masalah psikologis dapat dilihat sebagai beberapa penyebabnya. Bunuh diri bukanlah aksi untuk bertanggung jawab, tetapi malah upaya untuk menghindari tanggung jawab," ungkap Cho Hyun-Seob Presiden Asosiasi Psikologi.
Cara Pemerintah Korsel Atasi Kasus Bunuh Diri
Pada 5 Desember, pemerintah Korsel meluncurkan rencana komprehensif yang menawarkan check up kesehatan mental untuk anak muda Korsel berumur 20-34 tahun setiap dua tahun sekali.
Rencananya, layanan check-up kesehatan mental tiap dua tahun ini juga akan diperluas untuk segala kelompok umur dengan tujuan mendeteksi tanda-tanda peringatan masalah kesehatan mental sejak dini.
"Sekarang adalah waktu bagi negara untuk menerapkan kebijakan aktif demi memastikan kesehatan mental warganya. Isu kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa ditangani individu sendiri. Kita perlu membuat isu ini sebagai agenda penting nasional dan mencari solusinya," tutur Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Kasus bunuh diri yang tinggi di Korea Selatan bukanlah masalah baru. Dalam mengatasi masalah ini, pemerintah berencana untuk orang berusia 20-34 tahun di negara itu setiap dua tahun.