Diketahui, Laode memiliki minat tentang dunia hukum, khususnya pada linkungan. Dia lantas memulai karier akademisnya di kampusnya. Kemudian, guna memperdalam dan mengembangkan intelektualitasnya, Laode melanjutkan pendidikan S2 dan S3-nya di Australia.
Kala itu, dia mengambil masternya di Queensland University of Technology, dengan Program Studi Hukum Lingkungan dan pendidikan doktornya di University of Sydney, Australia, dengan mengambil Program Studi International Environmental Law. Selama di negeri kanguru ini, Laode Syarif tidak hanya belajar, namun ia juga bekerja dan jadi guru lepas.
Ia pernah bekerja di Pusat Hukum Iklim dan Lingkungan Australia atau yang terkenal dengan nama Australian Centre for Climate and Environmental Law (ACCEL) dari Sydney University. Serta mengajar pada Program Master untuk Perbandingan Hukum Lingkungan dan juga Hukum Lingkungan Internasional.
Saat kembali ke Indonesia, Laode Muhamad Syarif konsentrasi memulai kariernya di Universitas Hasanudin. Selain aktif mengajar, ia juga sering mengisi acara di lembaga-lembaga anti korupsi dalam bentuk pedidikan serta pelatihan.
Kala itu dia ditunjuk sebagai konsultan hukum, bahkan Laode juga anggota aktif dari Akademi Hukum Lingkungan IUCN serta salah satu anggota komite IUCN pada bidang pengajaran serta pengembangan kapasitas. Tak sampai di situ, ia bahkan menjadi salah satu perancang kurikulum jug pelatih utama dari Kode Etik Hakim dan Pelatihan Hukum Lingkungan Hidup yang diterapkan di Mahkamah Agung (MA) RI.
Meskipun terlihat menekuni dan konsentrasi hukum lingkungan, ia banyak pula terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung pada pemerintahan yang bersih dari segala bentuk korupsi. Kariernya terus meroket hingga ia pernah menjadi Senior Advisor Partnership for Governance Reform in Indonesia.
Bahkan, sosoknya juga aktif dalam pelatihan pengendalian korupsi Indonesia yang dibiayai oleh USAID (United States Agency for International Development).
Konsistensinya dalam dunia hukum, khususnya dalam reformasi peradilan dan pemerintah yang bersih dari segala bentuk korupsi, mengantarkan Laode Muhamad Syarif dipercaya sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia lolos dalam seleksi dari 500 lebih kandidat calon pimpinan KPK yang terdaftar. Selesai mengikuti serangkain test, ia bersama dengan empat pimpinan lainnya lulus dan langsung menduduki komisioner KPK pada periode 2015-2019.
Demikianlah ulasan tentang biodata Laode M Syarif. Baru-baru ini tengah berduka lantaran salah satu anggota keluarganya yang bernama La Ode Abdul Mursalim menjadi korban ledakan tungku smelter milik ITSS. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Buntut Meledaknya Tungku Smelter, Operasional ITSS di Morowali Dihentikan
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari