Suara.com - Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Minggu (24/12/2023) di tungku smelter nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) mengakibatkan 13 orang tewas dan 46 orang mengalami luka. Insiden itu disebabkan oleh ledakan tungku di salah satu pengolahan nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), yakni salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah.
Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Dedy Kurniawan menyebutkan 13 korban tewas yang terkonfirmasi saat ini terdiri dari sembilan pekerja Indonesia dan empat pekerja asal China sedangkan 46 korban luka umumnya disebabkan karena terkena uap panas.
Pihak PT IMIP juga mengungkapkan kasus tersebut terjadi akibat adanya cairan pemicu ledakan. Hal itu berawal ketika beberapa pekerja melakukan perbaikan tungku dan pemasangan plat pada bagian tungku. Disana terdapat sejumlah tabung oksigen yang membuat ledakan makin membesar.
Profil PT IMIP
Baca Juga: Profil Xiang Guangda, Pemilik PT ITSS Morowali Smelter yang Meledak dan Terbakar
Dikutip dari laman resminya, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) merupakan sebuah perusahaan yang mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel. Industri pendukungnya terentang dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya, hingga pelabuhan dan bandara.
Kawasan Industri IMIP adalah kerjasama antara perusahaan BintangDelapan Group dari Indonesia dengan perusahaan Tsingshan Steel Group dari negara Tiongkok. Tsingshan Group sendiri adalah perusahaan terbesar di dunia yang bergerak dalam bidang pengolahan Nikel dan sudah menguasai teknologi pengolahan yang lengkap dengan teknologi yang maju dan modern.
Sejak tahun 2018, PT IMIP telah menjadi produsen terbesar di Asia Tenggara yang berpusat di Morowali, Sulawesi Tengah. Pencapaian tersebut didapatkan setelah industri ini melampaui PT Vale yang sebelumnya menjadi produsen nikel terbesar Asia Tenggara pada 2014.
Saat ini PT IMIP dipimpin oleh seorang CEO bernama Alexander Barus. Adapun Pemegang saham diantaranya adalah Shanghai Decent Investment (Group) sebesar 49,69 persen, dan PT Sulawesi Mining Investment sebesar 25 persen serta PT Bintang Delapan Investama sebesar 25,31 persen.
PT IMIP memberikan setoran ke negara melalui pajak dan royalti yang sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku. Dimana sejak 2015 hingga 2020, setoran tersebut terus mengalami peningkatan.
Baca Juga: Kabar Terkini Kebakaran Tungku Smelter PT ITSS, 4 Korban Tewas Adalah Tenaga Kerja Asing
Kontributor : Rishna Maulina Pratama