Daftar Negara yang Sudah Menerapkan Teknologi Carbon Capture Storage, Indonesia Kapan?

Senin, 25 Desember 2023 | 13:09 WIB
Daftar Negara yang Sudah Menerapkan Teknologi Carbon Capture Storage, Indonesia Kapan?
Ilustrasi Cara kerja Carbon Capture Storage (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Debat cawapres pertama telah berlangsung tadi malam, Jumat (22/12/2023). Salah satu hal menarik yang sempat dibahas adalah carbon capture and storage (CSS).

Di sesi tanya jawab antar cawapes itu, Gibran bertanya mengenai CCS.

"Baik, karena pak Mahfud ahli hukum, saya ingin bertanya bagaimana regulasi untuk Carbon Capture and Storage?" tanya Gibran seperti dilihat dari tayangan Youtube Suara.com, Jumat (22/12).

Mahfud MD kemudian menjawab pertanyaan Gibran itu dengan menjelaskan perihal bagaimana regulasi itu dibuat. Mahfud juga memberikan informasi kepada Gibran bahwa saat ini ada yang namanya Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD).

Baca Juga: Senyum Sinis Mahfud MD Saat Debat Diungkap Pakar Mikroekspresi, Begini Analisanya

Melansir laman National Grid, Carbon Capture Storage (CSS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon adalah salah satu cara mengurangi emisi karbon, yang dapat menjadi kunci untuk membantu mengatasi pemanasan global. Prosesnya terdiri dari tiga langkah, yang meliputi: menangkap karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembangkit listrik atau aktivitas industri, seperti pembuatan baja atau semen; mengangkutnya; dan kemudian menyimpannya jauh di bawah tanah.

CCS telah beroperasi sejak tahun 1972 di AS, di mana beberapa pabrik gas alam di Texas telah menangkap dan menyimpan lebih dari 200 juta ton CO 2 di bawah tanah.

Menurut badan industri Global CCS Institute , CCS adalah 'teknologi terbukti yang telah beroperasi dengan aman selama lebih dari 45 tahun'. Ia menambahkan bahwa semua komponen CCS adalah teknologi yang telah terbukti dan telah digunakan selama beberapa dekade dalam skala komersial.

Krisis Iklim di Indonesia

Diketahui, Juni-Agustus 2023 jadi bulan terpanas sepanjang sejarah. Puncaknya pun pada bualn Juli. Menurut BMKG, situasi ini merupakan dampak dari perubahan iklim.

Baca Juga: Keyakinan AHY Dukungan Prabowo-Gibran Makin Kuat Imbas Debat Cawapres 2024

Selain itu, perubahan iklim turut memicu kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut, bahkan perubahan curah hujan.

Masalah perubahan iklim ini jadi perhatian generasi muda hal itu pun sesuai dengan survei. Pada 2021 survei indikator menyatakan lebih dari 70% responden mengkhawatirkan isu perbuhaan iklim.

Menurut laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), pada Februari tahun 2022 telah memberi peringatan keras kepada umat manusia akan dampak pemanasan global yang semakin nyata dan waktu untuk mencegahnya semakin sempit.

Laporan itu disusun badan ilmuwan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada rentang tahun 2030-2045, peningkatan suhu Bumi berpotensi melampaui 1,5 derajat celcius atau batas yang tidak aman lagi bagi manusia.

Jika 8 tahun ke depan tidak ada langkah serius untuk menghentikan laju pemanasan global, maka prediksi kenaikan suhu Bumi akan semakin cepat. Dampaknya, dunia akan mengalami krisis pangan, banjir besar, kekeringan, kebakaran, hutan, kematian massal, hingga kepunahan spesies besar.

Beberapa negara pun sudah menerapkan teknologi di sektor hulu migas ini. Berikut beberapa proyek CCS/CCUS di sejumlah negara.

1. Amerika Serikat

CCS telah beroperasi sejak tahun 1972 di AS, di mana beberapa pabrik gas alam di Texas telah menangkap dan menyimpan lebih dari 200 juta ton CO 2 di bawah tanah.

Proyek pertama bernama Terrel Natural Gas Plant yang mulai beroperasi di tahun 1972 dengan daya tampung karbondioksida (CO2) mencapai 0,5 juta ton per tahun. Sementara itu, proyek kedua bernama Shute Creek Plant Gas yang beroperasi di tahun 1986 dengan kapasitas penampungan CO2 mencapai 0,7 juta ton per tahun.

2. Kanada

CCS pertama diterapkan di Kanada bernama Quest Oil dan Gas Field yang mulai beroperasi pada tahun 2015. Pada proyek itu bisa menampung CO2 mencapai 1 juta ton per tahun. Lalu ada proyek CCS kedua yang bernama Alberta Carbon Trunk Line yang mulai beroperasi dan mampu menampung mencapai 0,6-1 juta ton CO2 per tahun.

3. Arab Saudi

Sama halnya dengan Kanada, Arab Saudi memulai proyek pertamanya yakni di tahun 2015 dengan nama Uthmaniyah CO2-EOR. Adapun proyek ini mempunyai kapasitas penampungan CO2 mencapai 0,8 juta ton.

4. China

China memulai proyek CCS/CCUS pertamanya di tahun 2018 dengan proyek Jilin oilfield CO2- EOR. Proyek ini sendiri mempunyai kapasitas penampungan CO2 mencapai 0,6 juta ton per tahun.

5. Australia

Setahun setelah China, Australia menyusul memulai proyek CCS/CCUS pertamanya di tahun 2019 dengan nama proyek Gorgon CO2-EOR. Proyek ini mempunyai kapasitas penampungan CO2 yang cukup besar untuk saat ini yaitu mencapai 3,4-4 juta ton per tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI